Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Iran Sepenuhnya Siap Perang, AS Kirim Rudal THAAD dan Personel Tempur Bantu Israel

Israel akan mengerahkan sistem antirudal ketinggian tinggi, Terminal High Altitude Area Defense alias THAAD ke Israel untuk melawan Iran

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Iran Sepenuhnya Siap Perang, AS Kirim Rudal THAAD dan Personel Tempur Bantu Israel
rntv/tangkap layar
Penempatan Sistem THAAD ke Israel pada tahun 2019 dalam latihan yang melibatkan Angkatan Darat AS, Angkatan Udara AS, dan pasukan Israel. 

Iran Sepenuhnya Siap Perang, AS Kirim Rudal THAAD dan Personel Tempur Bantu Israel


TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, Minggu (13/10/2024) mengatakan kalau negaranya siap untuk "situasi perang", sambil menegaskan bahwa pemerintahnya menginginkan perdamaian.

"Kami sepenuhnya siap menghadapi situasi perang. Kami tidak takut perang, tetapi kami tidak menginginkan perang, kami menginginkan perdamaian dan kami akan mengupayakan perdamaian yang adil di Gaza dan Lebanon," katanya saat berkunjung ke ibu kota Irak – menurut Agence France-Presse (AFP), dikutip Senin (14/10/2024).

Baca juga: Segera Serang Iran, Israel Dihajar Duluan 120 Roket dari Lebanon Saat Hari Penebusan Dosa Yahudi

"Kami akan berjuang untuk perdamaian yang adil di Gaza dan Lebanon," ujar Aragchi dalam pernyataannya, Minggu (13/10/2024), selama konferensi pers di Baghdad dengan mitranya dari Irak, Fuad Hussein, dilansir IRNA.

Aragchi tiba di Irak pada Sabtu (12/10/2024), sebagai bagian dari lawatan regional yang difokuskan pada upaya untuk menghentikan serangan Israel di Gaza dan Lebanon.

Sebelumnya, Aragchi juga telah mengunjungi Lebanon, Suriah, dan Arab Saudi. Dari Irak, Aragchi akan melanjutkan lawatannya ke Oman.

Ia mengatakan lawatannya itu ditujukan untuk melakukan "konsultasi dan diskusi erat" dengan sekutu regionalnya, terutama irak.

BERITA REKOMENDASI

Pasalnya, kata Aragchi, kawasan Asia Barat tengah menghadapi berbagai tantangan yang disebabkan oleh Israel.

Ia menekankan perlunya negara-negara regional untuk menghentikan serangan Israel di Gaza dan Lebanon.

"Iran tidak mencari ketegangan atau meningkatkan ketegangan dari konflik (yang ada). Tapi, Iran siap berperang, sama seperti kami siap untuk perdamaian," tegasnya.

Di kesempatan yang sama, Fuad Hussein menyatakan, baik Iran maupun Irak, menghadapi tantangan yang signifikan.

Terutama, ujarnya, karena agresi Israel di Gaza yang terus berlanjut dan konflik yang meluas hingga ke Lebanon.

Ia memperingatkan perang yang sedang berlangsung di Gaza dan Lebanon mengancam keamanan dan stabilitas kawasan.

"Penilaian pemerintah Irak adalah bahwa kelanjutan perang ini berbahaya dan memiliki banyak dampak buruk bagi Irak dan seluruh kawasan," jelas Hussein.

Baca juga: M Bagher Ghalibaf, Ketua Parlemen Iran yang Piloti Sendiri Pesawat ke Lebanon saat Diincar Israel

Hussein juga menyebutkan, rezim Israel telah mengancam akan menargetkan lokasi-lokasi tertentu di Iran dan juga mengancam Irak untuk melibatkannya dalam konflik tersebut.

Terkait potensi penggunaan wilayah udara Irak oleh Israel untuk serangan potensial terhadap Iran, ia berkata, "Di Irak, kami dengan tegas menentang segala penyalahgunaan wilayah udara kami dalam perang ini dan berupaya untuk menjauhkan bayang-bayang perang dari kawasan ini, khususnya dari Irak."

Penempatan Sistem THAAD ke Israel
Penempatan Sistem THAAD ke Israel pada tahun 2019 dalam latihan yang melibatkan Angkatan Darat AS, Angkatan Udara AS, dan pasukan Israel.

Pentagon Konfirmasi Kirim Rudal THAAD ke Israel

Adapun pihak Amerika Serikat (AS) mengatakan pada hari Minggu kalau mereka akan mengerahkan sistem antirudal ketinggian tinggi, Terminal High Altitude Area Defense alias THAAD ke Israel.

Pentagon menyatakan, sistem pertahanan itu dikirim bersama dan kru militer AS ke Israel untuk membantu sekutu tersebut melindungi diri dari potensi serangan rudal Iran.

Atas arahan Presiden AS Joe Biden, Menteri Pertahanan Lloyd Austin "mengesahkan pengerahan baterai Terminal High-Altitude Area Defense (THAAD) dan awak terkait personel militer AS ke Israel untuk membantu memperkuat pertahanan udara Israel menyusul serangan tak terduga Iran terhadap Israel pada 13 April dan sekali lagi pada 1 Oktober," kata sekretaris pers Pentagon Pat Ryder dalam sebuah pernyataan – dikutip Agence France-Presse (AFP). 

Apa Itu THAAD?

THAAD adalah sistem pertahanan rudal canggih yang dirancang untuk melawan ancaman rudal balistik jarak pendek dan menengah.

THAAD adalah satu-satunya sistem AS yang mampu mencegat target di dalam dan luar atmosfer.

THAAD mengalami penyempurnaan berkelanjutan untuk meningkatkan efektivitasnya terhadap ancaman yang terus berkembang.

Bagaimana cara kerja THAAD?

Ilustrasi cara kerja THAAD
Ilustrasi cara kerja THAAD (X/sentdefender)

THAAD dirancang untuk mencegat rudal balistik yang datang pada "fase terminal" penerbangannya, atau tahap akhir sebelum rudal menghantam.

Sistem ini dapat menargetkan rudal baik di dalam maupun di luar atmosfer (endoatmosferik dan eksoatmosferik).

THAAD bertahan terhadap rudal balistik jarak pendek dan menengah, sehingga sangat mudah beradaptasi dengan berbagai jenis ancaman rudal.

Fitur unik dari sistem ini adalah tidak membawa hulu ledak.

Baca juga: AS Kirim Alat Penangkis Rudal THAAD ke Israel Dalih Antisipasi Serangan Iran

Sebaliknya, sistem ini menghancurkan target menggunakan energi kinetik, yang berarti sistem ini menghantam rudal yang datang dengan kekuatan alih-alih meledakkan hulu ledak.

Komponen THAAD

THAAD terdiri dari empat elemen utama, yakni:

  • Pencegat: Menghancurkan rudal yang datang menggunakan kekuatan tumbukan.
  • Kendaraan peluncur: Truk bergerak yang membawa dan meluncurkan pencegat.
  • Radar: yang melacak dan mendeteksi ancaman dari jarak 870 hingga 3.000 km.
  • Sistem kendali tembakan: Mengkoordinasikan peluncuran dan penargetan pencegat.

Baterai THAAD standar mencakup enam peluncur yang dipasang di truk, masing-masing membawa hingga delapan pencegat, beserta peralatan radar dan radio.

Pengisian ulang setiap peluncur memakan waktu sekitar 30 menit, dan baterai penuh memerlukan 95 tentara AS untuk mengoperasikannya.

Apa yang membuat THAAD begitu akurat?

Yang membuat THAAD begitu akurat adalah sistem radar yang memasok informasi penargetannya, radar Pengawasan Radar Transportable/Angkatan Darat/Angkatan Laut, atau AN/TPY-2.

Sistem radar, yang dapat digunakan bersama baterai rudal, atau ditempatkan di kapal Angkatan Laut AS atau di instalasi lain, dapat mendeteksi rudal dengan dua cara.

Dalam mode forward, sistem ini dikonfigurasi untuk memperoleh dan melacak target pada jarak hingga 3.000 kilometer.

Sedangkan dalam mode terminalnya, sistem ini diarahkan ke atas untuk mengenai target saat turun, menurut Missile Defense Project.

Sebagai catatan, Iran berjarak sekitar 1.700 kilometer dari Israel.

Ini bukan pertama kalinya Washington mengirim baterai THAAD ke Israel, mengutip CNN.

Satu baterai pernah dikirim pada tahun 2019 untuk latihan.

Di tempat lain, penempatan THAAD juga diawasi ketat oleh para pesaing AS, terutama China.

Penempatan baterai THAAD ke Korea Selatan pada tahun 2017, ketika ancaman rudal balistik dari Korea Utara meningkat, menuai tentangan keras dari China.

Baca juga: Pentagon Konfirmasi Pasukan Amerika Serikat akan Operasikan Sistem Pertahanan Rudal THAAD di Israel

Para ahli khawatir bahwa radar canggih itu dapat digunakan untuk memata-matai aktivitas di dalam China.

AS juga pernah menempatkan THAAD ke Guam, untuk melindungi pangkalan militer AS yang vital di pulau Pasifik tersebut dari kemungkinan ancaman rudal balistik dari Korea Utara atau China.

Ketua Parlemen Iran: Kewajiban Kita Hadapi Kekejaman Israel

Terpisah, Ketua Parlemen Iran, Mohammad Baqer Qalibaf, mengatakan semua negara di Asia Barat memiliki kewajiban untuk menghadapi kejahatan Israel, termasuk apa yang dilakukan rezim Zionis terhadap Lebanon.

Hal ini disampaikan Qalibaf dalam pertemuan dengan Presiden Dewan Nasional Federal Uni Emirat Arab (UEA), Saqr Chibash, Minggu.

Pertemuan itu terjadi di sela-sela Majelis ke-149 Persatuan Antar-Parlemen yang berlangsung di Jenewa, Swiss.

Qalibaf dalam pernyataannya, mengatakan rakyat Lebanon, termasuk Muslim, Kristen, dan Yahudi, membutuhkan dukungan lebih dari sebelumnya.

Karena, lanjutnya, Israel tidak mengizinkan penerbangan untuk membawa bantuan ke negara Arab tersebut.

"Ini adalah perilaku yang sangat brutal dan tidak manusiawi," katanya.

Qalibaf menambahkan, "Karena itu semua negara di kawasan punya kewajiban untuk menghadapi tindakan Israel."

Pejabat UEA mengatakan negara-negara di kawasan Asia Barat harus menyelesaikan krisis yang sedang berlangsung secara bijaksana dan hati-hati untuk mencegah perang habis-habisan di kawasan tersebut.

Setelah pertemuannya dengan Ghobash, Qalibaf juga mengadakan pembicaraan dengan Presiden IPU Tulia Ackson.

Pembicaraan mereka mencakup perkembangan di Asia Barat, termasuk perang Israel melawan rakyat Gaza dan Lebanon.   

Qalibaf juga mengadakan diskusi dengan mitranya dari Aljazair Ibrahim Boughali di sela-sela sidang IPU.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas