Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Beit Lahia Gaza Utara: Saat Dunia Fokus ke Lebanon dan Iran, Israel Sedang Memusnahkan Jabalia

Ratusan orang terbunuh di kamp pengungsi Jabalia di Gaza dan di tempat lain di Gaza utara, sementara warga mengatakan mereka terjebak dan terisolasi.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Warga Beit Lahia Gaza Utara: Saat Dunia Fokus ke Lebanon dan Iran, Israel Sedang Memusnahkan Jabalia
BASHAR TALEB / AFP
Warga Palestina memeriksa kehancuran pasca serangan Israel malam sebelumnya di kamp Jabalia untuk pengungsi Palestina di Jalur Gaza, pada 1 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. 

TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Israel memperluas serangan mereka di Gaza utara, tepatnya di kamp pengungsi Jabalia pada Minggu (13/10/2024) pagi, setelah menewaskan 300 orang selama sembilan hari terakhir.

Dilansir dari The New Arab, tank-tank Israel bergerak menuju tepi utara Kota Gaza, sementara serangan udara terus berlanjut.

Warga di darat mengatakan mereka diisolasi dari wilayah Gaza lainnya.

Pasukan Israel tidak mengizinkan siapa pun masuk atau keluar dari wilayah utara.

Selain kamp Jabalia, tentara Israel juga telah mengisolasi Beit Hanoun dan Beit Lahia di ujung utara Jalur Gaza.

Menurut laporan media lokal, tidak ada lagi rumah sakit yang berfungsi di wilayah utara Jalur Gaza.

Israel terus membombardir infrastruktur sipil dan tempat penampungan warga tanpa memberikan peringatan.

BERITA REKOMENDASI

Sekitar 22 orang tewas pada Sabtu (12/10/2024).

PBB memperkirakan sekitar 400.000 orang kini terjebak oleh serangan darat dan tembakan artileri terbaru ini.

Warga Palestina di Kamp Pengungsi Jabalia di Gaza Utara mengungsi ke daerah lain dengan barang-barang yang dapat mereka bawa, menyusul serangan Israel terhadap kamp di Kota Gaza, Gaza pada tanggal 1 Oktober 2024
Warga Palestina di Kamp Pengungsi Jabalia di Gaza Utara mengungsi ke daerah lain dengan barang-barang yang dapat mereka bawa, menyusul serangan Israel terhadap kamp di Kota Gaza, Gaza pada tanggal 1 Oktober 2024 (Mahmoud İssa/Anadolu Agency)

Banyak warga Jabalia mengunggah tentang situasi mengerikan itu di media sosial, salah satunya berkata, "Kami tidak akan pergi, kami mati dan kami tidak akan pergi."

Nasser, seorang warga Beit Lahia di Gaza utara, berkata:

Baca juga: Gaza Utara Dikepung Tank-tank Israel, 400 Ribu Warga Dipaksa Mengungsi

"Saat dunia terfokus pada Lebanon dan kemungkinan serangan Israel terhadap Iran, Israel sedang memusnahkan Jabalia."

"Pendudukan meledakkan jalan-jalan dan menghancurkan distrik permukiman."

"Orang-orang juga tidak menemukan apa pun untuk dimakan."

"Mereka terjebak di dalam rumah mereka, takut bom akan jatuh di kepala mereka."

Banyak warga sipil juga terjebak di bawah reruntuhan.

Sementara itu, Bulan Sabit Merah Palestina mengumumkan pada hari Sabtu bahwa tidak ada lagi ambulans di wilayah utara yang beroperasi karena bahan bakar hampir habis.

Pelapor Khusus PBB Mengecam

Pelapor Khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki mengecam serangan di wilayah utara Gaza.

Francesca Albanese mengatakan warga Palestina di Jabalia dibunuh, baik secara berkelompok maupun satu per satu, di tengah kekejaman dan kesadisan oleh pasukan Israel.

Serangan Israel dilakukan dengan senjata Barat, lanjut Albanese.

"Saya sangat terkejut saat tahu bahwa KITA TAHU apa yang dilakukan Israel dan kita tidak dapat menghentikannya. Melihat keadaan kita 100 tahun lalu, tidak banyak kemajuan yang telah dicapai," tulisnya dalam sebuah unggahan di X.

Seorang ahli Independen PBB bernama Francesca Albanese
Seorang ahli Independen PBB bernama Francesca Albanese (Tangkapan layar ABC News, AAP: Lukas Coch)

Meski serangan utama difokuskan di wilayah utara, Israel juga menyerang wilayah lain di Jalur Gaza.

Kementerian Kesehatan melaporkan sedikitnya 11 orang tewas hingga Minggu pagi, termasuk sedikitnya enam orang di sebuah rumah di kamp Bureij, Jalur Gaza bagian tengah, sebelah selatan Kota Gaza.

Pejabat Palestina dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan tidak ada wilayah aman di Gaza.

Mereka juga menyuarakan kekhawatiran atas kekurangan parah makanan, bahan bakar, dan pasokan medis di Gaza utara, serta mengatakan ada risiko kelaparan di sana.

Baca juga: Iran Siap Perang Lawan Israel demi Gaza dan Lebanon: Kami Tak Takut, tapi Kami Tak Menginginkannya

Tujuh misi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah diblokir oleh Israel untuk mencapai wilayah utara dalam beberapa hari terakhir, kata PBB.

Program Pangan Dunia (WFP) melaporkan bahwa tidak ada bantuan pangan yang mencapai Gaza utara sejak 1 Oktober.

Sementara itu, Israel terus membombardir wilayah Gaza lainnya dan Lebanon, dengan jumlah korban tewas meningkat setiap hari.

Hingga kini, perang Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 42.227 warga Palestina dan melukai lebih dari 98.464 lainnya.

AS Kerahkan Sistem Pertahanan Rudal THAAD dan Pasukan ke Israel

Dalam perkembangan terbaru, Amerika Serikat mengirimkan sistem antirudal canggih ke Israel.

Mengutip Al Jazeera, Departemen Pertahanan AS mengatakan pada Minggu (13/10/2024) bahwa Kepala Pentagon Lloyd Austin telah mengizinkan pengerahan baterai Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) dan personel militer AS terkait ke Israel untuk membantu meningkatkan pertahanan udara Israel.

Pengumuman ini muncul kurang dari dua minggu setelah Iran menembakkan serangkaian rudal ke Israel pada 1 Oktober sebagai balasan atas pembunuhan para pemimpin Hamas, Hizbullah, serta seorang jenderal Iran.

Para pemimpin Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, bersumpah akan melakukan serangan lagi.

Hal itu memicu kekhawatiran bahwa Timur Tengah dapat terseret ke dalam perang regional habis-habisan.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas