Apakah Pasukan Penjaga Perdamaian UNIFIL Sering Terluka?
Apakah Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (United Nations Interim Force in Lebanon) atau UNIFIL sering terluka ketika bertugas?
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
"Berdasarkan hukum perang, personel PBB yang terlibat dalam operasi pemeliharaan perdamaian, termasuk anggota bersenjata, adalah warga sipil, dan serangan yang disengaja terhadap mereka dan fasilitas pemeliharaan perdamaian adalah melanggar hukum dan merupakan kejahatan perang," jelas laporan dari Human Rights Watch (HRW).
HRW mengutip Pasal 8(2)(b)(iii) Statuta Roma, yang membentuk Mahkamah Pidana Internasional di Den Haag.
Pasal tersebut mencantumkan penargetan misi kemanusiaan dan penjaga perdamaian secara sengaja sebagai kejahatan perang.
Pernyataan PBB yang melaporkan serangan hari Kamis (10/10/2024) itu mengatakan bahwa serangan yang disengaja itu tidak hanya merupakan pelanggaran hukum internasional, tetapi juga pelanggaran Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.
Setelah serangan Israel pada hari Jumat di markas besar UNIFIL, PBB mengatakan: "Ini adalah perkembangan yang serius, dan UNIFIL menegaskan kembali bahwa keselamatan dan keamanan personel dan properti PBB harus dijamin dan bahwa keamanan tempat-tempat PBB harus selalu dihormati.
"Setiap serangan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan resolusi Dewan Keamanan 1701 (2006)."
Apakah Israel pernah menyerang pasukan penjaga perdamaian PBB sebelumnya?
Analis militer Elijah Magnier mengatakan kepada Al Jazeera bahwa insiden baru-baru ini bukanlah pertama kalinya UNIFIL mendapat serangan dari Israel.
Pada tahun 1987, pasukan tank Israel menembaki sebuah desa tempat pos komando UNIFIL berada, menewaskan seorang pasukan penjaga perdamaian Irlandia.
Pada tahun 1996, Israel menembaki batalion UNIFIL di Fiji di Qana, Lebanon selatan.
Lebih dari 120 warga sipil Lebanon tewas dan sekitar 500 orang terluka. Empat tentara PBB juga terluka.
Pada akhir November 2023, pasukan Israel menembaki patroli UNIFIL di dekat Aitaroun di Lebanon selatan, tetapi tidak ada pasukan penjaga perdamaian yang terluka.
Magnier mengatakan serangan baru-baru ini terjadi "karena Israel perlu melewati posisi UNIFIL di Naqoura dan memulai invasi ke Lebanon."
Poros ini sangat penting bagi tentara Israel.
Ia menambahkan bahwa sejumlah besar tentara Israel siap memasuki Lebanon.