'Buryat', Batalion Khusus Baru Rusia Berisi Prajurit Korea Utara
Korea Utara mengirim prajurit ke Rusia, menambah kompleksitas konflik Ukraina.
Penulis: Hendra Gunawan
Mengapa Negara-negara Barat Menyebutkan Keberadaan Prajurit Korea Utara di Rusia?
Baru-baru ini, negara-negara Barat menuduh Korea Utara telah mengirimkan pasukannya untuk bertempur bersama Rusia melawan Ukraina.
Tuduhan ini, meskipun dibantah oleh Kremlin, menguatkan keyakinan bahwa pasukan yang dipimpin Kim Jong Un telah dikerahkan ke medan perang, khususnya di wilayah Donbass dan Kursk.
Ukraina mengeklaim memiliki bukti yang menunjukkan bahwa enam perwira asal Pyongyang tewas dalam serangan di Donetsk.
Selain itu, laporan intelijen dari Kiev menyebutkan bahwa 18 prajurit Korea Utara telah kabur ketika dikerahkan di perbatasan Kursk dengan Sumy, Ukraina.
Apa Itu Batalion Khusus Buryat dan Siapa Anggotanya?
Dari keterangan intelijen Ukraina, diketahui bahwa Rusia telah membentuk batalion baru yang dikenal sebagai Batalion Khusus Buryat, yang terdiri dari sekitar 3.000 prajurit Korea Utara.
Media Ukraina, Liganet, menyatakan bahwa batalion ini dibentuk di pangkalan Brigade Serangan Udara Terpisah ke-11 dari pasukan pendudukan Rusia.
Anggota Batalion Khusus Buryat dipersenjatai dengan senapan ringan dan amunisi, dan keberadaan mereka mungkin disebabkan oleh semakin menipisnya pasukan Rusia akibat peperangan yang terus berlangsung.
Melalui penambahan pasukan dari Korea Utara, Rusia berharap dapat mengurangi beban pasokan pasukannya di medan perang.
Mengapa Rusia Bergantung pada Pasukan Nonkonvensional?
Ketergantungan Rusia pada pasukan nonkonvensional, termasuk pasukan asing, menunjukkan betapa kritisnya situasi di medan perang.
Sejak konflik dengan Ukraina dimulai pada tahun 2022, banyak pasukan Kremlin telah tewas atau terluka di front Donbass.
Oleh karena itu, merekrut tentara dari luar, termasuk Korea Utara, adalah langkah yang diambil untuk menjaga kekuatan tempur mereka.
Apa yang Dikatakan Para Ahli Mengenai Situasi Ini?
Menurut laporan dari The Kyiv Independent, Korea Utara telah mengirim sekitar 10.000 tentara ke Rusia untuk mendukung upaya militernya melawan Ukraina.
Namun, hingga saat ini, masih belum jelas jenis tentara yang dikirim serta peran apa yang mereka harapkan dalam konflik tersebut.
Alexey Bessudnov, seorang peneliti dari Universitas Exeter, dalam studi Desember 2022, menyoroti ketidaksetaraan etnis di antara korban tewas Rusia di Ukraina.
Ia mencatat bahwa etnis Buryat dan Tuvan menderita risiko kematian hampir empat kali lipat dibandingkan etnis Rusia di medan perang.
Ini menunjukkan adanya dimensi sosial dan etnis yang kompleks dalam konfrontasi ini.
Bagaimana Tanggapan Pentagon Terhadap Keterlibatan Korea Utara?
Sekretaris Pentagon, Patrick Ryder, menanggapi laporan mengenai kemungkinan keterlibatan Korea Utara dengan menyatakan bahwa jika mereka bergabung dengan pasukan Rusia, maka mereka akan menjadi "umpan meriam" di tangan Ukraina.
Pernyataan ini menegaskan kekhawatiran akan kerentanan pasukan yang berasal dari negara tersebut, yang berisiko besar di garis depan.
Kesimpulan
Keterlibatan Korea Utara dalam konflik Rusia-Ukraina melalui Batalion Khusus Buryat menyoroti dinamika baru dalam perang yang berlangsung.
Dengan ketergantungan Rusia yang semakin besar pada pasukan asing, masa depan pertempuran di Ukraina menjadi semakin tidak pasti.
Sementara hubungan antara Rusia dan Korea Utara semakin erat, dampaknya di medan perang tetap menjadi perhatian bagi banyak negara Barat.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).