Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kematian Yahya Sinwar, Warga Gaza Anggap Sebagai Simbol Kepahlawanan

Warga Gaza bereaksi dengan cara beragam terhadap berita bahwa pemimpin Hamas Yahya Sinwar terbunuh dalam konfrontasi dengan tentara Israel di Rafah.

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in Kematian Yahya Sinwar, Warga Gaza Anggap Sebagai Simbol Kepahlawanan
tangkap layar
Foto mendiang pemimpin gerakan Hamas, Yahya Sinwar yang tewas dibunuh Israel pada Rabu (16/10/2024). 

TRIBUNNEWS.COM - Hamas telah mengonfirmasi kematian sang pemimpin, Yahya Sinwar.

“Kami berduka cita atas meninggalnya pemimpin besar negara, Mujahid Syuhada Yahya Al-Sinwar (Abu Ibrahim), Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan Panglima Pertempuran Banjir Al-Aqsa," tulis Hamas, dikutip dari Palestine Chronicle.

Kabar kematian Sinwar tentunya cukup mengejutkan bagi warga Gaza.

Meski begitu, warga Gaza memuji perjuangan Sinwar sampai akhir hayatnya yang masih membela Palestina.

Terutama ketika sebuah video beberapa menit yang menunjukkan keberadaan Sinwar sebelum kematiannya.

Seorang warga Gaza yang merupakan ayah dari dua anak, Adel Rajab menganggap kematian Sinwar sebagai simbol kepahlawanannya.

“Ia tewas dengan mengenakan rompi militer, bertempur dengan senapan dan granat, dan ketika ia terluka dan berdarah, ia bertempur dengan tongkat. Beginilah cara para pahlawan mati,” kata Adel Rajab, dikutip dari Arab News.

BERITA REKOMENDASI

Rajab mengatakan video yang menunjukkan detik-detik sebelum Sinwar meninggal ini akan ia tunjukkan kepada anak-anaknya kelak.

Menurutnya, ini dapat menunjukkan perjuangan Sinwar dalam membela mereka dan warga Palestina lainnya hingga hari terakhir hidupnya.

“Saya akan menjadikan video ini sebagai tugas harian untuk ditonton demi anak-anak lelaki saya, dan cucu-cucu saya di masa mendatang,” kata ayah dua anak itu.

Ia juga mengatakan bahwa dengan tewasnya Sinwar bukan menandakan berakhirnya Hamas.

"Jika Israel mengira telah mengakhiri Hamas dan perlawanan Palestina dengan membunuh Sinwar, itu adalah delusi," tegasnya, dikutip dari The New Arab.

Baca juga: Faksi-faksi Palestina Berduka atas Kematian Bos Hamas Yahya Sinwar, Serukan Persatuan Lawan Israel


Menurutnya, ini justru akan membuat Hamas lebih kuat dalam menghadapi Israel.

"Setiap pemimpin Palestina yang meninggal, ada puluhan pemimpin lain yang akan membawa panji perlawanan terhadap pendudukan, selama pendudukan itu tetap berada di tanah kami," jelasnya.

Sementara warga Gaza lainnya, Rasha mengatakan bahwa dengan tewasnya Sinwar, tuduhan-tuduhan Israel tentang keberadaan pemimpin Hamas tersebut secara langsung terbantahkan .

"Mereka mengatakan ia bersembunyi di dalam terowongan. Mereka mengatakan ia menjaga tahanan Israel di dekatnya untuk menyelamatkan nyawanya. Kemarin kami melihat ia memburu tentara Israel di Rafah, tempat pendudukan telah beroperasi sejak Mei," kata Rasha.

Ibu empat orang anak ini juga memuji Sinwar atas apa yang dilakukannya selama ini hingga akhir hayatnya.

"Begitulah cara para pemimpin bertindak, dengan senapan di tangan. Saya mendukung Sinwar sebagai pemimpin dan hari ini saya bangga padanya sebagai seorang martir," tambahnya.

Baca juga: Hamas Konfirmasi Komandan Brigade Al-Sultan, Mahmoud Hamdan juga Tewas Bersama Yahya Sinwar

Sebelumnya, Sinwar sempat mengatakan dalam sebuah pidato.

Ia mengatakan bahwa dia lebih baik mati di tangan Israel daripada karena serangan jantung atau kecelakaan mobil.

Video tersebut telah berulang kali dibagikan oleh warga Palestina secara daring.

“Hadiah terbaik yang dapat diberikan musuh dan pendudukan kepada saya adalah membunuh saya dan saya akan menjadi martir di tangan mereka,” katanya.

Kematian Yahya Sinwar

Kepala Hamas di Jalur Gaza, Khalil al-Hayya mengonfirmasi kematian Yahya Sinwar.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, al-Hayya mengatakan, Sinwar telah terbunuh dalam konfrontasi hebat di lingkungan Tel Al-Sultan di Rafah, di Jalur Gaza selatan.

Al-Hayya menegaskan, dalam pertempuran tersebut, Sinwar tidak gentar dan memilih untuk maju di garis terdepan.

“Sinwar bangkit, maju, tidak mundur, terlibat di garis depan dan bergerak di antara posisi tempur,” kata al-Hayya, dikutip dari Palestine Chronicle.

“Sinwar adalah kelanjutan dari kafilah para syuhada besar, mengikuti jejak pendirinya Sheikh Ahmed Yassin,” lanjutnya.

Al-Hayya kemudian mengatakan, kematian Sinwar akan mendorong Hamas untuk tetap teguh dalam berperang melawan Israel.

"Darah para syuhada akan terus menerangi jalan kita dan menjadi pendorong bagi keteguhan dan ketekunan," katanya.

Kematian Sinwar tidak membuat Hamas mundur, justru ini akan membuat Hamas semakin berjuang hingga negara Palestina berdiri.

"Hamas akan terus berjuang hingga berdirinya negara Palestina di seluruh tanah Palestina dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya,” kata pejabat tinggi kelompok itu.

"Kematian Panglima Sinwar dan para pemimpin sebelumnya hanya akan meningkatkan kekuatan dan ketahanan gerakan kami," tambahnya.

Israel Laporkan Sinwar Tewas di Rafah

Militer Israel mengklaim, Sinwar tewas pada Rabu (16/10/2024) di Rafah.

“Kemarin di Tel Sultan di Rafah, Yahya Sinwar disingkirkan oleh pejuang militer,” kata juru bicara militer Laksamana Muda, Daniel Hagari, dikutip dari Al-Arabiya.

Menurut klaim Daniel Hagari, tentara Israel membombardir sebuah gedung dan mengidentifikasi tiga pejuang yang melarikan diri.

Setelah ditembaki oleh pasukan Israel, kelompok itu terpecah.

Hagari mengklaim ketiga pejuang ini melarikan diri sendirian ke sebuah gedung tempat tentara Israel mengirim drone dan tembakan.

Akibat penembakan tersebut, Sinwar diduga terluka pada bagian tangannya.

Militer Israel mengklaim salah seorang yang diduga Sinwar berlari ke lantai 2 gedung tersebut.

Tak berhenti, IDF justru melemparkan granat ke gedung tersebut hingga membuat sebagian gedung hancur.

Setelah itu, pasukan IDF mulai mundur dan mengirim sebuah drone.

Drone tersebut mulai memasuki lantai 2 gedung dan memperlihatkan seseorang yang wajahnya tertutup syal.

Pria ini terlihat sedang duduk di sebuah sofa.

Militer Israel mengklaim pria ini adalah Yahya Sinwar.

Mengetahui drone memasuki gedung tersebut, pria yang diduga Yahya Sinwar ini terlihat mencoba menjatuhkan drone menggunakan tongkat.

Setelah melancarkan tembakan, militer Israel mengklaim telah mengonfirmasi jenazah Sinwar.

"Setelah proses identifikasi jenazah selesai, dapat dipastikan bahwa Yahya Sinwar telah dibunuh," kata militer Israel, dikutip dari Al Jazeera.

Sebagai informasi, Sinwar dipilih sebagai kepala politik Hamas Agustus lalu, menggantikan Ismail Haniyeh.

Ia telah menjabat sebagai pejabat tinggi Hamas di Gaza selama dua periode berturut-turut yaitu pada tahun 2017 dan 2021.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Yahya SinwarWarga Gaza dan Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas