Kematian Yahya Sinwar, Warga Gaza Anggap Sebagai Simbol Kepahlawanan
Warga Gaza bereaksi dengan cara beragam terhadap berita bahwa pemimpin Hamas Yahya Sinwar terbunuh dalam konfrontasi dengan tentara Israel di Rafah.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Hamas telah mengonfirmasi kematian sang pemimpin, Yahya Sinwar.
“Kami berduka cita atas meninggalnya pemimpin besar negara, Mujahid Syuhada Yahya Al-Sinwar (Abu Ibrahim), Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan Panglima Pertempuran Banjir Al-Aqsa," tulis Hamas, dikutip dari Palestine Chronicle.
Kabar kematian Sinwar tentunya cukup mengejutkan bagi warga Gaza.
Meski begitu, warga Gaza memuji perjuangan Sinwar sampai akhir hayatnya yang masih membela Palestina.
Terutama ketika sebuah video beberapa menit yang menunjukkan keberadaan Sinwar sebelum kematiannya.
Seorang warga Gaza yang merupakan ayah dari dua anak, Adel Rajab menganggap kematian Sinwar sebagai simbol kepahlawanannya.
“Ia tewas dengan mengenakan rompi militer, bertempur dengan senapan dan granat, dan ketika ia terluka dan berdarah, ia bertempur dengan tongkat. Beginilah cara para pahlawan mati,” kata Adel Rajab, dikutip dari Arab News.
Rajab mengatakan video yang menunjukkan detik-detik sebelum Sinwar meninggal ini akan ia tunjukkan kepada anak-anaknya kelak.
Menurutnya, ini dapat menunjukkan perjuangan Sinwar dalam membela mereka dan warga Palestina lainnya hingga hari terakhir hidupnya.
“Saya akan menjadikan video ini sebagai tugas harian untuk ditonton demi anak-anak lelaki saya, dan cucu-cucu saya di masa mendatang,” kata ayah dua anak itu.
Ia juga mengatakan bahwa dengan tewasnya Sinwar bukan menandakan berakhirnya Hamas.
"Jika Israel mengira telah mengakhiri Hamas dan perlawanan Palestina dengan membunuh Sinwar, itu adalah delusi," tegasnya, dikutip dari The New Arab.
Baca juga: Faksi-faksi Palestina Berduka atas Kematian Bos Hamas Yahya Sinwar, Serukan Persatuan Lawan Israel
Menurutnya, ini justru akan membuat Hamas lebih kuat dalam menghadapi Israel.
"Setiap pemimpin Palestina yang meninggal, ada puluhan pemimpin lain yang akan membawa panji perlawanan terhadap pendudukan, selama pendudukan itu tetap berada di tanah kami," jelasnya.