Kematian Yahya Sinwar, Warga Gaza Anggap Sebagai Simbol Kepahlawanan
Warga Gaza bereaksi dengan cara beragam terhadap berita bahwa pemimpin Hamas Yahya Sinwar terbunuh dalam konfrontasi dengan tentara Israel di Rafah.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Bobby Wiratama
"Darah para syuhada akan terus menerangi jalan kita dan menjadi pendorong bagi keteguhan dan ketekunan," katanya.
Kematian Sinwar tidak membuat Hamas mundur, justru ini akan membuat Hamas semakin berjuang hingga negara Palestina berdiri.
"Hamas akan terus berjuang hingga berdirinya negara Palestina di seluruh tanah Palestina dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya,” kata pejabat tinggi kelompok itu.
"Kematian Panglima Sinwar dan para pemimpin sebelumnya hanya akan meningkatkan kekuatan dan ketahanan gerakan kami," tambahnya.
Israel Laporkan Sinwar Tewas di Rafah
Militer Israel mengklaim, Sinwar tewas pada Rabu (16/10/2024) di Rafah.
“Kemarin di Tel Sultan di Rafah, Yahya Sinwar disingkirkan oleh pejuang militer,” kata juru bicara militer Laksamana Muda, Daniel Hagari, dikutip dari Al-Arabiya.
Menurut klaim Daniel Hagari, tentara Israel membombardir sebuah gedung dan mengidentifikasi tiga pejuang yang melarikan diri.
Setelah ditembaki oleh pasukan Israel, kelompok itu terpecah.
Hagari mengklaim ketiga pejuang ini melarikan diri sendirian ke sebuah gedung tempat tentara Israel mengirim drone dan tembakan.
Akibat penembakan tersebut, Sinwar diduga terluka pada bagian tangannya.
Militer Israel mengklaim salah seorang yang diduga Sinwar berlari ke lantai 2 gedung tersebut.
Tak berhenti, IDF justru melemparkan granat ke gedung tersebut hingga membuat sebagian gedung hancur.
Setelah itu, pasukan IDF mulai mundur dan mengirim sebuah drone.
Drone tersebut mulai memasuki lantai 2 gedung dan memperlihatkan seseorang yang wajahnya tertutup syal.