Hamas akan Sembunyikan Identitas Pengganti Yahya Sinwar demi Keamanan
Hamas akan menyembunyikan identitas pengganti Yahya Sinwar setelah kepala biro politiknya dibunuh Israel pada 16 Oktober lalu di Jalur Gaza.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
Khalil al-Hayya telah mewakili Hamas pada berbagai kesempatan penting, termasuk pidato yang menandai Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober dan berkabung atas kematian Yahya Sinwar.
Ia juga menyatakan tahanan Israel yang ditahan oleh Hamas tidak akan dibebaskan kecuali Israel menghentikan serangannya terhadap Gaza, menarik diri, dan membebaskan tahanan Palestina.
Seperti Yahya Sinwar, Khalil al-Hayya dikenal sebagai garis keras politik yang mendukung hubungan kuat dengan Iran.
Khaled Meshaal, senior Hamas yang lebih dekat dengan Ikhwanul Muslimin yang menjadi pelopor Hamas, daripada Iran.
Khaled Meshaal memimpin biro politik Hamas selama sekitar 21 tahun dan sekarang mengepalai cabang eksternal Hamas.
Setelah pembunuhan Ismail Haniyeh, Khaled Meshaal dilaporkan menolak peran kepemimpinan karena alasan kesehatan dan situasi saat ini.
Pengaruh Mohammad Nazzal terlihat jelas pada pemilu baru-baru ini.
Mohammad Nazzal bergabung dengan Hamas saat organisasi itu didirikan dan telah menjadi anggota biro politik Hamas sejak 1996.
Ia dianggap sebagai salah satu garis keras dalam kelompok tersebut.
Mousa Abu Marzouk adalah kandidat lain untuk kepemimpinan Hamas.
Ia mendirikan Hamas pada tahun 1987 dan menjadi kepala biro politik pertamanya.
Saat ini ia menjabat sebagai wakil kepala cabang eksternal Hamas.
Sebelumnya, Hamas pernah menyembunyikan identitas pemimpinnya pada tahun 2004 setelah Israel membunuh pendirinya Ahmed Yassin pada tanggal 22 Maret, diikuti oleh penggantinya, Abdel Aziz al-Rantisi, pada tanggal 17 April pada tahun yang sama.
Untuk waktu yang lama, Hamas tidak mengungkapkan nama pemimpinnya di Palestina untuk menghindari penargetan Israel.