Barat Mulai Gelontor Bantuan Besar-besaran ke Ukraina dari Hasil Aset Rusia yang Dibekukan
Negara Barat mulai menggelontorkan dana secara besar-besaran ke Ukraina dengan pengembalian dari hasil aset Rusia yang disita oleh mereka.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Ukraina bakalan mendapatkan bantuan beruntun dari para sekutunya.
Parlemen Eropa menyetujui pinjaman Uni Eropa sebesar €35 miliar kepada Ukraina sebagai bagian dari pinjaman G7 yang lebih besar, yaitu sekitar 45 miliar Euro, yang akan dibayar kembali menggunakan laba dari aset Rusia yang dibekukan.
Keputusan ini didukung oleh 518 Anggota Parlemen Eropa, dan 56 memberikan suara menentang. Perdebatan sebelum pemungutan suara berlangsung selama beberapa jam.
Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola mengatakan pemungutan suara ini. "Kami mengirimkan pesan yang sangat kuat bahwa kami menggunakan laba dari aset Rusia yang dibekukan untuk Ukraina dan Rusia sebagai agresor yang harus dan akan membayar," kata Metsola.
Negara Barat mulai menggelontorkan dana secara besar-besaran ke Ukraina dengan pengembalian dari hasil aset Rusia yang disita oleh mereka.
Setelah Amerika Serikat siap mengirimkan senjata senilai 400 juta dolar AS atau Rp 6,1 triliun, Inggris pun tak mau kalah.
Negerinya Raja Charles tersebut pada Selasa (22/10/2024) mengumumkan segera menggelontor senjata senilai 2,26 miliar poundsterling atau setara Rp45,59 triliun.
Baca juga: Insinyur Top Rudal Balistik Korea Utara Datangi Medan Perang Rusia-Ukraina di Donetsk
Dalam situs web pemerintah Inggris dikutip dari Ukrinform menyebutkan dana tersebut dihasilkan oleh laba dari aset negara Rusia yang dikenai sanksi.
“Ukraina akan menerima pendanaan lebih lanjut untuk membeli peralatan militer penting guna mempertahankan diri dari invasi ilegal Rusia, karena perdana menteri hari ini mengumumkan bahwa Pemerintah akan meminjamkan lebih lanjut sebesar 2,26 miliar poundsterling dalam bentuk uang baru kepada Ukraina,” tulis pernyataan itu.
Disebutkan, dana sebesar itu adalah kontribusi Inggris untuk skema Pinjaman Akselerasi Pendapatan Luar Biasa (ERA) G7 kepada Ukraina, di mana 50 miliar dolar AS dari negara-negara G7 akan diberikan kepada Ukraina untuk kebutuhan militer, anggaran, dan rekonstruksinya.
“Pinjaman Inggris sebesar 2,26 miliar poundsterling diperuntukkan sebagai dukungan anggaran untuk pengeluaran militer Ukraina, yang memungkinkan Ukraina untuk berinvestasi dalam peralatan utama guna mendukung upaya mereka melawan Rusia, seperti pertahanan udara, artileri, dan dukungan peralatan yang lebih luas. Pinjaman ini merupakan tambahan dari bantuan militer Inggris sebesar £3 miliar per tahun untuk Ukraina, yang telah dikomitmenkan kembali oleh Perdana Menteri dalam minggu pertamanya menjabat,” kata pernyataan tersebut.
Pada Senin kemarin, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan menggelontor dana sebesar 400 juta dolar AS atau Rp 6,1 triliun.
Bos Pentagon menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kiev.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-972: Kyiv Kecam Sekjen PBB yang akan Kunjungi Putin
Menurut Austin, AS terus meningkatkan bantuannya ke Ukraina untuk melawan Rusia. Paket bantuan tersebut nantinya akan dibelikan senjata serta perlengkapan perang untuk berperang melawan Rusia.
Sementara pembayaran dari kredit tersebut, jelas Austin diambil dari keuntungan dari aset-aset Rusia yang dibekukan.