Sebut Serangan Israel ke Iran Belum Seberapa, Analis: Pertahanan Udara Jadi Target Awal
Analis militer dari Quicry Institute for Responsible Statecraft, Trita Parsi menilai gelombang serangan Israel terhadap Iran berpotensi lebih besar.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Analis militer dari Quicry Institute for Responsible Statecraft, Trita Parsi menilai gelombang serangan Israel terhadap Iran berpotensi lebih besar.
Menurutnya, Israel belum memberikan serangan terburuknya kepada Iran hari ini, Sabtu (26/10/2024).
"Saya pikir kita harus berhati-hati sekarang karena kita telah melihat dua fase dari serangan ini."
"Ada kemungkinan akan ada beberapa fase lagi," kata Parsi, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (26/10/2024).
Ia mengatakan fase-fase berikutnya mungkin akan lebih kuat dari yang pertama.
"Karena fase awal mungkin berfokus pada sistem pertahanan udara, untuk melumpuhkan sistem tersebut sehingga membuka jalan bagi serangan yang jauh lebih kuat setelahnya," ujar Parsi.
Menurutnya, kabar tidak adanya korban jiwa dan kerusakan terbatas, pada dasarnya adalah upaya untuk meremehkan kerusakan dari serangan Israel.
"Yang menunjukkan bahwa pihak Iran tidak menginginkan eskalasi lebih lanjut," tambahnya.
"Namun tidak jelas apakah hal itu akan tetap demikian dalam beberapa jam ke depan jika benar-benar terjadi fase ketiga, fase keempat, dan mungkin fase kelima,” tutupnya.
Diketahui, Israel meluncurkan serangan gelombang kedua ke Iran, Sabtu dini hari waktu setempat.
Setidaknya tiga stasiun TV utama Israel termasuk Channel12 Israel melaporkan serangan tersebut.
Baca juga: Pasca Israel Serang Iran, Ibu Kota Teheran Tampak Kondusif, IDF Sudah Hentikan Serangan
"Serangan Israel sedang berlangsung di Teheran timur dan fasilitas komando Korps Garda Revolusi Islam (IRGC)," lapor Channel12 Israel, mengutip laporan AFP di Iran.
Sebelumnya, Channel 12 melaporkan gelombang pertama serangan udara Israel menargetkan produksi rudal dan fasilitas pertahanan udara.
Menurut wartawan AFP dan Reuters, ledakan berkelanjutan dan jejak cahaya terlihat di langit di pusat kota Teheran setelah ledakan baru tersebut.
"Empat ledakan berikutnya terdengar di Teheran timur dan bahwa pertahanan udara masih aktif di ibu kota," lapor Reuters.
Serangan Israel terhadap Iran diperkirakan akan berlangsung beberapa jam lagi, menurut laporan Washington Post, mengutip sumber yang mengetahui informasi itu.
Pangkalan Militer Iran Aman, tapi IRGC Siap Balas
Sebelumnya, media Iran, Tasnim melaporkan situasi di Teheran berjalan dengan normal setelah ramai pemberitaan ledakan yang diduga berasal dari serangan Israel.
"Beberapa orang mengatakan ledakan itu terdengar di sebelah barat Teheran. Namun, tidak ada laporan yang menyebutkan suara pesawat tempur atau rudal," lapor Tasnim hari ini.
"Tidak ada pula laporan kebakaran atau asap yang terlihat di kota tersebut," lanjutnya.
Menurut beberapa sumber pertahanan Iran, sistem pertahanan udara Iran telah menembakkan rudal, yang kemungkinan menyebabkan suara ledakan hari ini.
"Kami dapat memastikan bahwa sebagian besar dari ini adalah serangan pesawat nirawak, bukan rudal atau pesawat terbang," kata pejabat Iran kepada Tasnim.
Tasnim kemudian kembali merilis laporan yang mengutip sumber informasi Iran bahwa IRGC siap merespons.
"Iran siap untuk menanggapi serangan Israel terhadap negara tersebut," lapor Tasnim.
"Sumber tersebut mengatakan tidak diragukan lagi Israel akan menerima tanggapan yang sepadan terhadap tindakan apa pun," tambahnya.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Yunita Rahmayanti)