Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

HUR: Tentara Rusia Keluhkan Masalah Bahasa dengan Tentara Korea Utara, Sebut Mereka 'Orang China'

Dalam panggilan telepon yang disadap, seorang tentara Rusia menyatakan keraguannya tentang integrasi pasukan Korea Utara.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
zoom-in HUR: Tentara Rusia Keluhkan Masalah Bahasa dengan Tentara Korea Utara, Sebut Mereka 'Orang China'
Telegram HUR
Transkip panggilan suara tentara Rusia yang disadap intelijen Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Rusia yang ditempatkan di wilayah Kursk dilaporkan tengah mendiskusikan masalah-masalah yang berkaitan dengan integrasi pasukan Korea Utara ke dalam unit-unit lokal.

Dilansir Kyiv Post, menurut panggilan telepon yang disadap dan dipublikasikan oleh intelijen militer Ukraina (HUR) pada hari Jumat (25/10/2024), kendala bahasa menjadi salah satu masalah utama antara tentara Rusia dan Korea Utara.

HUR mengatakan panggilan telepon itu dilakukan antara prajurit Brigade Marinir Terpisah ke-810 Rusia, yang merupakan bagian dari Angkatan Darat ke-18 Distrik Militer Selatan negara tersebut.

Seperti yang dijelaskan oleh seorang prajurit Rusia, "Mereka (tentara Korea Utara) sudah ada di sini untuk belajar dengan seorang penerjemah."

"Bung, sial, saya juga sudah bersama penerjemah. Ayo, selesaikan mereka semua, saya punya 300 orang terluka, saya butuh evakuasi, kita sudah menerjemahkan omong kosong ini," kata prajurit Rusia itu kepada rekannya.

Prajurit tersebut, juga menyebutkan bahwa Kremlin berencana untuk menugaskan satu penerjemah dan tiga prajurit Rusia untuk setiap 30 prajurit Korea Utara.

Namun, mereka yang melakukan panggilan telepon tersebut menyatakan keraguan tentang kelayakan penyediaan pasukan Korea Utara.

Gambar ini diambil pada tanggal 17 Oktober 2024 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara melalui KNS pada tanggal 18 Oktober 2024 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) mengunjungi komando Korps ke-2 Tentara Rakyat Korea, di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara. (Photo by KCNA VIA KNS / AFP)
Gambar ini diambil pada tanggal 17 Oktober 2024 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara melalui KNS pada tanggal 18 Oktober 2024 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) mengunjungi komando Korps ke-2 Tentara Rakyat Korea, di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara. (AFP/STR)
BERITA REKOMENDASI

"Satu penerjemah untuk 30 orang. Satu-satunya hal yang tidak saya mengerti adalah di mana bisa mendapatkan tiga personel senior untuk 30 orang," kata salah satu dari mereka.

Seorang tentara Rusia lainnya menyatakan bahwa mereka seharusnya menyambut pasukan baru tersebut, yang mereka sebut "orang China."

“Trofimov memanggilnya untuk menemui orang-orang besok, dan bertanya apa kabar dengan para senior."

"Dia mengerti betul. Namun, ke mana harus membawa orang-orang ini, dia tidak punya kejelasan, itu pertanyaannya."

Baca juga: Intelijen Ukraina: Rusia Angkut Tentara Korea Utara ke Garis Depan dengan Truk Sipil

“Orang-orang China, sialan. Mereka tiba di sini, dan saya tidak tahu harus berbuat apa dengan mereka,” katanya.


Trofimov diduga adalah nama personel militer Rusia senior di unit itu.

HUR mengatakan jumlah pasukan Korea Utara yang dikerahkan ke Rusia saat ini sekitar 12.000 orang.

Angka ini termasuk 500 perwira, termasuk tiga jenderal dari Pyongyang, kata Kepala HUR Kyrylo Budanov kepada The Economist pada hari Selasa (22/10/2024).

Korea Utara turun tangan saat Rusia berjuang mengatasi kerugian besar dengan menyediakan personel beserta senjata dan peralatan, kata sumber Kyiv Post di HUR.

Sebagai imbalannya, Rusia kemungkinan akan menyediakan bantuan keuangan dan teknologi modern bagi Korea Utara untuk membantu negara tertutup itu mengembangkan program nuklirnya dan memperluas persenjataan nuklirnya, kata Budanov.

Proyek "I Want to Live Ukraina", saluran telepon khusus untuk penyerahan diri yang dioperasikan oleh HUR, telah menyerukan kepada para prajurit Korea Utara agar menyerahkan diri dan menghindari partisipasi dalam operasi tempur.

Ukraina dan Korea Selatan sama-sama mengeklaim pada pertengahan Oktober, bahwa Korea Utara telah mengerahkan pasukan untuk membantu invasi Rusia ke Ukraina.

Pengiriman tersebut kemungkinan sebagai hasil dari pakta pertahanan bersama yang ditandatangani Rusia dan Korea Utara pada bulan Juni lalu.

Korea Selatan Akan Sampaikan Laporan ke NATO

Sementara itu, delegasi tingkat tinggi dari Korea Selatan akan memberi laporan kepada Dewan Atlantik Utara tentang pengerahan pasukan Korea Utara ke Rusia pada hari Senin (28/10/2024), Reuters melaporkan.

Dewan Atlantik Utara (NAC) adalah badan pembuat keputusan politik utama North Atlantic Treaty Organization (NATO).

"Duta besar dari mitra Indo-Pasifik NATO, termasuk Australia, Jepang, Selandia Baru, dan Republik Korea, telah diundang untuk hadir," demikian diumumkan NATO pada hari Minggu.

Sebelumnya, pada hari Kamis (24/10/2024), intelijen militer Ukraina mengatakan bahwa sekitar 12.000 tentara Korea Utara, termasuk 500 perwira dan tiga jenderal, sudah berada di Rusia.

Selain itu, pelatihan sedang berlangsung di lima pangkalan militer.

Baca juga: Korea Selatan Akan Sampaikan Laporan ke NATO soal Pengiriman Pasukan Korea Utara ke Rusia

Berbicara pada hari yang sama, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak membantah bahwa pasukan Korea Utara berada di Rusia.

Namun, ia mengatakan, urusan Rusia adalah bagaimana menerapkan perjanjian dengan Korea Utara yang mencakup klausul pertahanan bersama untuk saling membantu melawan agresi eksternal.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas