IRGC Ancam Beri Balasan Pahit, Ali Khamenei sebut Israel Harus Tahu Kekuatan Iran
IRGC mengancam akan memberi balasan pahit kepada Israel. Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei sebut Israel harus tahu kekuatan Iran.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Panglima Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), Mayor Jenderal Hossein Salami, memperingatkan rezim Zionis Israel untuk menunggu konsekuensi pahit dan tak terbayangkan.
Ancaman ini menanggapi serangan udara Israel yang menewaskan empat anggota Angkatan Darat Iran pada Sabtu (26/10/2024).
"IRGC mengucapkan belasungkawa atas gugurnya empat prajurit Angkatan Pertahanan Udara Iran dalam serangan jahat dan agresif baru-baru ini oleh pesawat tempur musuh Zionis terhadap sejumlah lokasi di Iran," kata Hossein Salami, Senin (28/10/2024).
Hossein Salami mengatakan itu adalah serangan tidak sah dan melanggar hukum oleh rezim Israel, yang berhasil digagalkan berkat kesiapan Pertahanan Udara Iran.
"Serangan itu menunjukkan kesalahan perhitungan dan kekecewaan rezim Zionis di medan perang dalam perang melawan para pejuang garis depan perlawanan Islam yang besar, khususnya di Gaza dan Lebanon," lanjutnya, seperti diberitakan Tasnim.
Ia juga memperingatkan tindakan agresi Israel pasti akan menimbulkan konsekuensi yang pahit dan tidak terbayangkan bagi Israel.
Sebelumnya, tentara Iran mengatakan pada Sabtu (26/10/2024), empat pejuang Iran tewas selama konfrontasi dengan proyektil yang ditembakkan oleh pesawat Israel.
Ali Khamenei: Israel Harus Tahu Kekuatan Iran
Sebelumnya, pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei, menekankan perlunya menghentikan perhitungan keliru Israel mengenai Iran.
"Mereka membuat kesalahan perhitungan berkenaan dengan Iran... pejabat kita seharusnya menjadi orang yang menilai dan memahami dengan tepat apa yang perlu dilakukan dan melakukan apa pun yang terbaik bagi kepentingan negara dan bangsa ini. Mereka (Israel) harus dibuat sadar siapa rakyat Iran dan seperti apa pemuda Iran," kata Ali Khamenei dalam pertemuan dengan anggota keamanan Iran, Minggu (27/10/2024).
"Kekuatan dan tekad Iran harus diajarkan kepada rezim Zionis," tambahnya, seperti diberitakan IRNA.
Baca juga: Iran Tak Gentar Hadapi Agresi Israel, Pezeshkian: Kami Siap Bela Hak dan Keamanan Negara
Meski demikian, Ali Khamenei menegaskan tidak perlu membesar-besarkan serangan Israel mau pun meremehkannya.
Timeline Memanasnya Hubungan Israel-Iran Sejak 7 Oktober 2023
- 10 Oktober 2023 – Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, mengatakan Iran tidak terlibat dalam serangan gerakan perlawanan Palestina, Hamas, ke Israel pada 7 Oktober 2023 tetapi memujinya sebagai kekalahan militer dan intelijen Israel yang tidak dapat diperbaiki.
- 2 Desember 2023 – Dua anggota IRGC, yang bertugas sebagai penasihat militer di Suriah, tewas dalam serangan Israel.
- 1 April 2024 – Israel meratakan konsulat Iran di Damaskus, Suriah. Iran dan Suriah menyalahkan Israel atas serangan udara tersebut, yang menewaskan dua jenderal IRGC termasuk Mohammad Reza Zahedi dan lima penasihat militernya.
- 13 April 2024 – Operasi "Janji Sejati", Iran meluncurkan sekitar 200 pesawat tanpa awak peledak dan rudal ke Israel sebagai balasan atas serangan Israel di konsulat Iran di Damaskus.
- 30 Juli 2024 – Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh bertemu Ali Khamenei di Teheran dan menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian.
- 31 Juli 2024 – Ismail Haniyeh dibunuh dalam sebuah ledakan di kamarnya di Teheran. Hamas dan Iran menyalahkan Israel, sementara Ali Khamenei mengatakan Israel akan menerima hukuman keras karena membunuh tamu pentingnya di tanah Iran.
- 27 September 2024 – Sekutu Hamas, Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah dibunuh Israel melalui serangan udara di pinggiran Beirut, Lebanon. Israel dan sekutunya selama ini menuduh Iran mendanai kelompok perlawanan di kawasan itu, termasuk Hizbullah dan Hamas.
- 1 Oktober 2024 – Operasi "Janji Sejati 2", Iran menembakkan hampir 200 rudal ke Israel sebagai tanggapan atas serangan mematikan Israel terhadap warga di Gaza dan Lebanon, serta pembunuhan para pemimpin IRGC, Hamas, dan Hizbullah.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza.
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 42.847 jiwa dan 100.544 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (24/10/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel