Rusia Puji Iran yang Sukses Tangkis Serangan Udara Israel, Dapat Cegah Lebih Banyak Korban
Rusia memuji pertahanan udara Iran yang 'berhasil' melawan Israel, dan mengatakan korban sipil dapat dicegah.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Ia selanjutnya meminta Dewan Keamanan untuk mengutuk keras pelanggaran hukum internasional yang konsisten dan sistematis oleh Israel, agresinya terhadap Iran, dan kejahatan yang terus dilakukannya di Palestina dan Lebanon, serta di Suriah dan Yaman.
Hubungan Rusia dan Iran
Berdasarkan analisis dari thesoufancenter.org, ketika perang Rusia di Ukraina terus berlanjut tanpa tanda-tanda akan berakhir, Rusia terus memperdalam hubungannya dengan negara-negara lain yang tidak berpihak pada Barat, termasuk Iran.
Hubungan Rusia dan Iran mendapatkan momentum pada tahun 2015, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim pasukan untuk menopang rezim diktator Suriah, Bashar al-Assad.
Assad saat itu terkepung melawan berbagai kekuatan yang berusaha menggulingkannya, termasuk ISIS, Jabhat al-Nusra, dan berbagai entitas lainnya.
Iran juga berusaha mendukung Assad dengan mengirimkan penasihat dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan memfasilitasi pengerahan pejuang dari Hizbullah Lebanon, yang bertempur bersama tentara bayaran Rusia dari Grup Wagner.
Baru-baru ini, Iran memberi Rusia drone yang diminta untuk perangnya di Ukraina.
Rusia dan Iran, termasuk juga Korea Utara, semakin menyelaraskan kepentingan mereka di panggung global.
Ketiganya memandang hubungan mereka sebagai kunci untuk melawan tatanan dunia yang didominasi Barat.
Kerja sama mereka memainkan peran penting dalam konflik Rusia-Ukraina.
Bantuan Korea Utara dan Iran meningkatkan kemampuan Rusia untuk mempertahankan serangannya.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-980: Kyiv Rekrut 160.000 Tentara
Para pemimpin Iran memandang konflik di Ukraina sebagai peluang untuk meningkatkan ketergantungan Moskow pada Teheran.
Di saat yang sama, Iran juga membutuhkan perangkat keras militer Rusia yang canggih seperti jet tempur Su-35 dan sistem pertahanan rudal S-400.
Laporan menunjukkan bahwa dengan menyediakan rudal balistik jarak pendek ke Rusia, Iran berharap untuk memperkuat posisi negosiasinya dan mendapatkan lebih banyak pengaruh dengan Moskow.
Meskipun konflik di Ukraina memperkuat hubungan antara "Segitiga Besi" Rusia, Iran dan Korea Utara, konflik ini juga menjadi hambatan bagi hubungan yang sedang berkembang ini.
Rusia tidak ingin terlibat sepenuhnya dalam konflik lain selama masih terlibat aktif di Ukraina.
Bagi Iran, mempertahankan dukungan Rusia bahkan lebih rumit karena ketegangan dengan Israel terus meningkat.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)