Bagaimana Cara Kerja Laser Iron Beam Israel?
Laser Iron Beam Israel memanaskan peluru target di area yang rentan, termasuk mesin atau hulu ledaknya hingga proyektil tersebut hancur.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
IDF menambahkan bahwa beberapa di antaranya berhasil dicegat dan yang lainnya tidak.
Rafael Advanced Defense Systems, yang membantu memproduksi Iron Beam, mengatakan bahwa sistem pertahanan laser memiliki "biaya hampir nol per intersepsi ."
Pada tahun 2022, mantan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett mengatakan setiap intersepsi berbasis laser diperkirakan hanya menelan biaya $2.
"Ekonomi jelas menjadi poin penting," kata Sascha Bruchmann, peneliti tamu untuk analisis pertahanan dan militer di Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) yang berpusat di London, kepada CNN.
Para ahli mengatakan, sistem laser Iron Beam akan paling efektif melawan pesawat tak berawak, yang berulang kali gagal dicegat oleh Iron Dome Israel.
Meskipun Iron Dome Israel memang mencegat dan menghancurkan sebagian besar proyektil, sistem ini terutama dirancang untuk melawan roket dan rudal, bukan pesawat nirawak.
Kendaraan udara nirawak (UAV) berukuran kecil, ringan, dan memiliki jejak radar yang rendah, yang berarti sistem radar Israel tidak akan selalu mendeteksinya seperti halnya mendeteksi rudal, yang lebih besar, kata para ahli.
Pesawat nirawak juga tidak selalu memiliki tujuan yang pasti dan dapat berubah arah di tengah perjalanan.
"Sistem laser tersebut akan sangat efektif terhadap pesawat nirawak," kata Dr Yehoshua Kalisky, peneliti senior di The Institute for National Security Studies (INSS).
Laser tersebut akan mampu secara efektif "memanaskan dan menghancurkan" pesawat nirawak dan UAV.
Siapa lagi yang memilikinya?
Pemerintah lain telah bereksperimen dengan berbagai jenis sistem laser.
Sebut saja Angkatan Laut AS telah menguji senjata laser berenergi tinggi yang dapat menghancurkan pesawat di tengah penerbangan dan Inggris baru-baru ini memamerkan senjata berenergi laser bernama DragonFire yang dapat digunakan untuk melawan ancaman udara.
Pentagon juga mengatakan bahwa China dan Rusia sedang mengembangkan laser yang dapat menargetkan satelit.
Tidak jelas apakah Iran telah mengembangkan sistem pertahanan lasernya sendiri.
Pada tahun 2022, Iran mengatakan bahwa mereka "mampu memproduksi senjata laser untuk mempertahankan... wilayah sensitif," kata media pemerintah.
Namun, para ahli menyebut Iran diduga memiliki senjata laser buatan China Silent Hunter", seraya menambahkan bahwa laser tersebut tidak sekuat yang dirancang untuk Iron Beam.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)