Inilah Cara-cara Donald Trump Merebut Kemenangan Pemilu AS 2024
Kembalinya Donald Trump ke Pemilu AS 2024 sangat berliku. Banyak yang percaya sebelumnya, Trump tidak mungkin dan tidak masuk akal kembali ke bursa.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Dua kandidat yang bertarung di Pilpres AS 2024, Kamala Harris dan Donald Trump bersaing sangat ketat.
Selisih perolehan suara mereka berdasar jajak pendapat terakhir lembaga di Amerika dan survei reaksi pasar sangat-sangat tipis.
Kemenangan kemungkinan besar akan ditentukan swing voters atau undecided voters yang memutuskan pilihan di saat-saat terakhir pemungutan suara.
Kembalinya Donald Trump ke Pemilu AS 2024 sangat berliku. Banyak yang percaya sebelumnya, Trump tidak mungkin dan tidak masuk akal kembali ke bursa.
Ia pernah diuber-uber aparat hukum federal, rumahnya digeledah, dan bahkan pernah dijebloskan ke tahanan walau hanya sebentar.
Setelah lolos pencalonan dan memulai kampanye, Donald Trump nyaris tewas saat seorang penyerang menembaki kepalanya di Buttler, Pennsylvania.
Baca juga: Survei Terbaru Elektabilitas Donald Trump dan Kamala Harris Jelang Pemilihan Presiden AS
Baca juga: Bagaimana Nasib Gaza dan Ukraina di Tangan Donald Trump atau Kamala Harris?
Baca juga: Kamala Harris atau Donald J Trump? Ini Plus Minus Mereka bagi Dunia Jika Jadi Presiden AS
Media terkemuka Amerika, Politico, Senin (4/11/2024), mengurai bagaimana Donald Trump melewati segala rintangan guna merebut kembali Gedung Putih.
Trump agaknya terbantu atau cukup diuntungkan dengan situasi rakyat Amerika, yang umumnya sangat tidak puas dengan arah negara di bawah Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris.
Ekonomi, inflasi, dan imigrasi tetap menjadi isu yang dominan, dan para pemilih mengatakan Trump menanganinya dengan lebih baik selama masa jabatannya.
Meskipun mengakhiri masa jabatan tunggalnya sebagai salah satu presiden yang paling tidak populer dalam 50 tahun terakhir, pemilih mengakui pekerjaan yang dilakukan Trump semasa berkuasa.
Kekalahan Trump di Pemilu 2026 diikuti kerusuhan massa 6 Januari 2020 di Capitol Hill, sebuah peristiwa politik buruk dalam sejarah modern Amerika.
Di sisi lain, Trump memiliki tantangan berat dan tidak memenangkan hati pemilih Latino atau Kulit Hitam secara keseluruhan.
Tetapi terobosannya membalikkan kemundurannya tahun 2020 di negara bagian medan pertempuran Arizona, Georgia, dan North Carolina.
Seperti yang terjadi pada tahun 2016 dan 2020, jajak pendapat bisa saja meremehkan Trump di tiga negara bagian Blue Wall, yaitu Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin.