Pilpres AS, Sejumlah Lokasi Diteror Ancaman Bom, Pemungutan Suara Sempat Ditangguhkan
Kantor Pendaftaran Pemilih dan Pemilihan Umum Daerah DeKalb mengatakan bahwa pemungutan suara telah ditangguhkan di tempat pemungutan suara.
Penulis: Hasanudin Aco
Pemungutan suara ditangguhkan di 5 lokasi di DeKalb County, Georgia karena ancaman bom
TRIBUNNEWS.COM, AS - Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat diwarnai ancaman bom.
Hari ini, Rabu (6/11/2024) atau Selasa (5/11/2024) Pilpres AS untuk memilih presiden baru tengah dilangsungkan.
Jutaan warga AS ke bilik suara memilih calon presiden mereka.
Ada dua calon presiden yakni Donald Trump dan Kamala Harris.
Namun pemungutan suara tidak berjalan mulus.
Sore waktu setempat atau baru saja terjadi ancaman bom di lima lokasi pemungutan suara di DeKalb County, Georgia.
Baca juga: Amerika Dikhawatirkan Rusuh Jika Donald Trump Kalah di Pilpres AS, Pasukan Garda Nasional Diaktifkan
Ancaman bom lainnya melanda dua lokasi lainnya yang bukan tempat pemungutan suara.
Demikian siaran pers dari aparat Georgia yang menyatakan bahwa polisi sedang melakukan penyisiran bom di tujuh lokasi tersebut.
"Setiap aset yang kami miliki akan dikerahkan untuk memastikan bahwa setiap warga negara yang ingin memilih akan diberikan kesempatan itu dan setiap suara yang diberikan akan dihitung," kata CEO DeKalb County Michael Thurmond dalam rilis tersebut sebagaimana dikutip dari CNN.
Kantor Pendaftaran Pemilih dan Pemilihan Umum Daerah DeKalb mengatakan bahwa pemungutan suara telah ditangguhkan di tempat pemungutan suara.
"Demi kewaspadaan yang tinggi, kami menangguhkan pemungutan suara di lokasi pemungutan suara tersebut hingga kami memperoleh izin dari Kepolisian DeKalb untuk membuka kembali fasilitas tersebut," kata Direktur Eksekutif Pendaftaran Pemilih dan Pemilihan Umum DeKalb Keisha Smith dalam rilis tersebut.
Dia juga mengatakan bahwa daerah tersebut akan mengajukan permohonan ke pengadilan untuk mengeluarkan perintah darurat guna memperpanjang jam pemungutan suara di tempat pemungutan suara yang terdampak.
Lokasi tersebut meliputi sebuah gereja, dua perpustakaan, sebuah pusat komunitas, dan sebuah pusat lansia.
Ancaman bom ini merupakan tambahan atas ancaman yang disampaikan ke daerah lain di Georgia yang menurut seorang pejabat AS kepada CNN diduga berasal dari Rusia dan dianggap tidak dapat dipercaya.
Tim Harris Khawatir
Tim Harris dan sekutunya khawatir tentang ancaman bom di tempat pemungutan suara Georgia.
Georgia telah diganggu oleh ancaman bom yang tidak dapat dipercaya sepanjang hari yang tampaknya semakin meningkat saat negara bagian itu mendekati penutupan pemungutan suara.
Seorang Demokrat senior di negara bagian itu mengatakan kepada CNN bahwa mereka sedang melacak ancaman di Atlanta saat ini, tetapi harapannya adalah bahwa setiap pemilih yang khawatir akan kembali memilih.
Beberapa lokasi pemungutan suara memperpanjang jam pemungutan suara akibat ancaman ini. Pemungutan suara dihentikan di lima lokasi pemungutan suara di DeKalb County, Georgia akibat ancaman tersebut.
Kalau Trump Kalah Bisa Rusuh
Peter Simi, seorang profesor sosiologi di Universitas Chapman di California yang telah meneliti ancaman terhadap pejabat publik, mengatakan skenario terburuk adalah Donald Trump kalah di Pilpres AS dan tidak mengakui kekalahan.
Dikutip dari Reuters, menurut dia, daripada mengulangi serangan terhadap Gedung Capitol AS oleh pendukung Trump pada tahun 2021 konflik dapat menjadi "peristiwa yang tersebar dan menyebar ke berbagai lokasi" yang akan lebih sulit diatasi oleh penegak hukum.
Tindakan pencegahan dilakukan.
Pemerintah negara bagian Oregon dan Washington mengatakan mereka telah mengaktifkan Garda Nasional.
Beberapa jendela etalase toko di Washington, DC dan tempat lain telah ditutup dengan kayu lapis.
Hasil Survei Selisih Tipis
Dua capres AS yakni Kamala Harris dan Donald Trump bersaing ketat di tujuh negara bagian yang menjadi medan pertarungan, dua hari sebelum hari pemungutan suara 5 November.
Hal ini tampak dari hasil jajak pendapat terakhir New York Times/Sienna College.
Jajak pendapat itu menunjukkan bahwa Wakil Presiden Harris unggul tipis di Nevada, North Carolina dan Wisconsin. Sementara mantan Presiden Trump unggul tipis di Arizona.
Keduanya bersaing ketat di Michigan, Georgia dan Pennsylvania.
Jajak pendapat New York Times/Sienna College ini mensurvei 7.879 calon pemilih di tujuh negara bagian tersebut dari 24 Oktober hingga 2 November.
Di ketujuh negara bagian tersebut, margin error hasil jajak pendapat itu adalah 3,5 persen.
Sekitar 40 persen responden telah memberikan suara dan Harris memimpin di antara para pemilih tersebut dengan 8 poin persentase.
Sementara Trump memimpin di kalangan pemilih yang mengatakan sangat mungkin untuk memberikan suara tetapi belum melakukannya.
Hasil imbang di Pennsylvania menunjukkan Trump mendapatkan momentum di negara bagian yang telah dipimpin oleh Harris dengan empat poin persentase di semua jajak pendapat New York Times sebelumnya, kata surat kabar itu.
Kedua kandidat berkampanye di negara-negara bagian yang menjadi medan pertempuran akhir pekan ini, di mana Trump pada Minggu (3/11) akan tampil di Pennsylvania, North Carolina dan Georgia. Sementara Kamala Harris akan berkampanye di Michigan.
Sumber: CNN/Reuters