Jerman Kesal Dituding Bantu Israel di Lebanon: Tentara Kami di UNIFIL Netral
Jerman membantah tudingan media yang dekat dengan Hizbullah. Jerman dituduh membantu Israel di Lebanon dan tegaskan tentaranya di UNIFIL netral.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
Media Israel, Channel12, mengatakan pria tersebut diklaim terlibat dalam penyelundupan senjata antara Suriah dan Lebanon untuk dikirim ke Hizbullah.
Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Lebanon, Ali Hamie, membantah pria yang diculik itu adalah komandan Hizbullah dan mengatakan dia adalah kapten laut Lebanon.
Penculikan itu terjadi di pesisir Lebanon yang dipantau UNIFIL menurut Resolusi 1701 PBB.
Menurutnya, UNIFIL seharusnya mengetahui hal itu karena mereka secara teratur memantau pesisir Lebanon dari kota Naquora hingga Aarida.
Pasukan UNIFIL mengatakan mereka tidak berpartisipasi dalam penculikan atau pelanggaran lain terhadap kedaulatan Lebanon, seperti diberitakan Anadolu Agency.
“Informasi yang salah dan rumor palsu dalam konteks ini sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab dan membahayakan pasukan penjaga perdamaian," kata UNIFIL menanggapi tuduhan awal bulan ini.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, dan terlibat pertempuran dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.
Hizbullah bersumpah akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Selain di Jalur Gaza, Israel memperluas serangannya ke Lebanon selatan sejak Senin (23/9/2024) dengan dalih menargetkan Hizbullah.
Jumlah korban tewas di Lebanon akibat serangan Israel sejak 23 September 2023 telah meningkat menjadi lebih dari 3.136 orang, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza.
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 43.712 jiwa dan 103.258 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (14/11/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel