Hizbullah Sukses Sergap Pasukan Israel di Lebanon Selatan, Korban Berjatuhan, Tank Merkava Dibakar
Hizbullah menyerang pasukan Israel di Lebanon selatan dan membakar tank militer Merkava.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.com - Koresponden Al Mayadeen melaporkan kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah, berhasil menjebak dan melakukan penyergapan terhadap pasukan Israel di desa Chamaa, Lebanon Selatan.
Buntut penyergapan itu, pasukan Israel gagal menduduki desa Chamaa dan banyak yang menjadi korban.
Setidaknya lima pasukan Israel dilaporkan tewas, 30 terluka, dan dua tank hancur.
Hal ini memaksa pasukan Israel mengevakuasi korban terluka.
Lebih lanjut, koresponden Al Mayadeen mengungkapkan militer Israel mengirimkan sebuah tank Merkava untuk perlindungan para pasukan.
Tetapi, saat mencapai lokasi di antara kota al-Jebbain dan Tayr Harfa, tank tersebut diserang dan dibakar bersama awak di dalamnya.
Baca juga: Hujan Roket Hizbullah di Haifa, Sirene Meraung di Seluruh Wilayah, Wali Kota: Kami Jadi Target Utama
Penyerangan itu menandai tank ke-45 yang dihancurkan oleh Hizbullah dalam perang melawan Israel.
Sementara itu, Hizbullah melancarkan sembilan operasi terhadap pasukan Israel di Khiam.
Serangan itu menyebabkan Divisi ke-210 Israel kewalahan untuk mempertahankan diri.
66 Korban dalam Waktu 24 Jam
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Israel melaporkan 36 orang dirawat di rumah sakit di wilayah utara dalam 24 jam terakhir.
Sekitar 19 korban lainnya dirawat di Rumah Sakit Nahariya, delapan korban di Rumah Sakit Ziv di Safed, lima korban di Rumah Sakit Carmel, dua korban di Rumah Sakit Bnei Zion, serta masing-masing satu korban di Rumah Sakit Rambam di Haifa dan Rumah Sakit Hillel Yaffe.
Jumlah total pasien terluka yang dirawat di rumah sakit Israel sejak 10 Oktober 2023, telah meningkat menjadi 22.240.
Awal bulan ini, media Israel melaporkan 24 tentara Israel telah tewas di Gaza utara sejak awal November, lima di antaranya tewas di kamp pengungsi Jabalia pada 12 November.
Perlawanan Palestina terus menghadapi pasukan invasi Israel , terutama di Gaza utara.
Kelompok itu juga diketahui melancarkan operasi untuk menghancurkan kendaraan militer Israel dan menyerang pasukan Zionis dari jarak dekat.
Hal itu mengakibatkan serangan langsung dan jatuhnya korban jiwa di antara pasukan Israel.
Pada 5 November, para ahli militer yang sebelumnya menduduki posisi senior di militer Israel, menegaskan perang tersebut menelan biaya yang sangat besar, "yang melampaui apa yang dapat ditanggung oleh para prajurit tentara Israel."
Mantan Mayor Jenderal Noam Tibon, yang menjabat sebagai komandan Korps Utara militer Israel, mengatakan, "Sayangnya, tentara Israel tidak mengatakan kebenaran. Kami kekurangan 10.000 tentara dalam perang ini , yang setara dengan satu divisi penuh."
Militer pendudukan Israel juga kehilangan divisi lain, antara yang terbunuh dan terluka, sepanjang perang, kata Tibon kepada Saluran 12 Israel .
Perlu dicatat, telah terjadi kekurangan parah tenaga kerja dalam militer Israel, dengan laporan yang mengungkap pengurangan besar dalam jumlah prajurit tempur.
Sementara, pemerintah pendudukan Israel merancang pengecualian komunitas Haredi dari dinas militer.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)