Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penjarahan Konvoi Bantuan di Gaza: 20 Orang Tewas dalam Operasi Anti Geng

Operasi anti-geng dilakukan buntut aksi penjarahan yang menyerang 98 dari 109 truk konvoi yang masuk ke Gaza.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Penjarahan Konvoi Bantuan di Gaza: 20 Orang Tewas dalam Operasi Anti Geng
AFP/OMAR AL-QATTAA
Seorang pria mengacungkan tanda V yang berarti kemenangan saat warga Palestina yang mengungsi dari operasi militer Israel di Beit Lahia di Jalur Gaza utara berjalan di sepanjang jalan utama Salah al-Din di Kota Gaza timur menuju pusat kota, pada 22 Oktober 2024, di tengah perang yang sedang berlangsung di wilayah Palestina antara Israel dan Hamas. 

TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Dalam Negeri Gaza yang dikelola Hamas mengatakan, sedikitnya 20 orang tewas dalam operasi anti-geng.

Dilansir The Guardian, operasi tersebut, menargetkan anggota geng yang diduga melakukan penjarahan terhadap truk-truk yang membawa bantuan ke Gaza.

Akhir pekan lalu, gerombolan orang-orang bersenjata menyerang dan menjarah sekitar 100 truk yang membawa pasokan makanan dan kebutuhan lainnya untuk warga Gaza.

Dalam sebuah pernyataan pada Senin (18/11/2024) malam, Kementerian Dalam Negeri Gaza mengatakan, lebih dari 20 orang tewas dalam operasi keamanan tersebut, yang dilakukan oleh pasukan keamanan dan komite masyarakat.

Kementerian itu, mengatakan penjarahan telah sangat memengaruhi masyarakat dan menyebabkan tanda-tanda kelaparan di Gaza selatan.

Namun kementerian menambahkan, operasi anti-geng ini hanyalah tahap awal dari kampanye yang lebih luas untuk mengatasi masalah tersebut.

Kronologi Penjarahan

Sumber Kementerian Dalam Negeri mengatakan kepada AFP bahwa konvoi pada hari Sabtu (16/11/2024) itu mengangkut ribuan ton makanan yang disediakan oleh badan-badan PBB, UNRWA, dan Program Pangan Dunia (WFP).

Berita Rekomendasi

Konvoi tersebut, diserang tak lama setelah memasuki Gaza pada hari Sabtu, kata pejabat PBB dan pemimpin masyarakat setempat.

Truk yang membawa bantuan makanan buat Gaza dilaporkan dijarah secara brutal, Sabtu (16/11/2024). Dari konvoi 109 truk, sebanyak 98 truk hilang. Truk-truk itu melewati jalur konvoi tak lazim yang sudah ditetapkan pasukan Israel.
Truk yang membawa bantuan makanan buat Gaza dilaporkan dijarah secara brutal, Sabtu (16/11/2024). Dari konvoi 109 truk, sebanyak 98 truk hilang. Truk-truk itu melewati jalur konvoi tak lazim yang sudah ditetapkan pasukan Israel. (anews/tangkap layar)

Sebanyak 98 dari 109 truk konvoi dijarah, dan beberapa pengangkut terluka selama insiden tersebut, kata Louise Wateridge, pejabat darurat senior UNRWA.

Insiden tersebut, menyoroti beratnya tantangan untuk membawa bantuan ke Gaza selatan dan tengah, katanya kepada Reuters.

"Urgensi krisis ini tidak dapat dilebih-lebihkan; tanpa intervensi segera, kekurangan pangan yang parah akan semakin parah, yang selanjutnya membahayakan kehidupan lebih dari 2 juta orang yang bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup."

Baca juga: FOTO Tank Merkava-4 Tercanggih Israel Jadi Rongsokan Bertabur Pasir Gaza, Tak Terkalahkan Cuma Mitos

Para pemimpin masyarakat di Gaza tengah mengatakan, penduduk setempat telah melawan para penjarah konvoi, yang bersenjatakan senapan otomatis.

Mereka berhasil mengambil kembali beberapa truk curian yang kemudian dikembalikan ke WFP.

Seorang juru bicara Asosiasi Warga Sipil Pengungsi Internal (IDCA) di Deir al-Balah mengatakan, serangan itu menyebabkan dua toko roti yang melayani sekitar 1 juta orang di Gaza tengah, mengumumkan bahwa mereka tidak akan bisa menyediakan roti lagi hingga mereka menerima pasokan baru.

IDCA adalah salah satu dari sejumlah kelompok informal yang muncul untuk mewakili kepentingan 1,8 juta warga Gaza yang mengungsi.

IDCA mengatakan, otoritas Israel telah berulang kali diperingatkan bahwa geng-geng bersenjata beroperasi di sepanjang jalan menuju Gaza dari titik-titik masuk tertentu.

“Rute bantuan yang lebih baik telah diusulkan berulang kali, tetapi Israel menolak semua permintaan ini,” kata juru bicara tersebut.

Perang di Gaza telah memunculkan aksi anarki yang dilakukan oleh geng-geng bersenjata, klan, keluarga-keluarga yang berkuasa, serta para penjahat.

Pada bulan April, pejabat bantuan mengatakan mereka khawatir Gaza akan menjadi “Mogadishu di Mediterania”.

Serangan militer Israel selama 13 bulan telah menyingkirkan Hamas dari sebagian besar wilayah Gaza.

Namun, Hamas belum digantikan oleh bentuk pemerintahan lain.

Penargetan sistematis terhadap pasukan polisi Gaza, yang dianggap Israel sebagai bagian dari Hamas, serta pembebasan ratusan tahanan dari penjara oleh kelompok tersebut di awal konflik telah memperburuk kekacauan.

Pejabat bantuan di Gaza menggambarkan situasi di sebagian besar wilayah Gaza sudah hancur atau rusak akibat 13 bulan perang.

Seorang pejabat Israel mengatakan, Israel telah berupaya mengatasi situasi kemanusiaan sejak dimulainya perang.

Namun, otoritas Israel justru menyalahkan organisasi bantuan dan PBB karena gagal mendistribusikan bantuan yang diizinkan masuk ke Gaza.

Baca juga: Donald Trump akan Usir Imigran Gelap dengan Bantuan Militer AS, Sebut Keadaan Darurat

Seorang juru bicara WFP mengonfirmasi, penjarahan tersebut dan mengatakan bahwa banyak rute di Gaza saat ini tidak dapat dilalui karena masalah keamanan.

Seorang pejabat bantuan PBB mengatakan pada hari Jumat (15/11/2024) bahwa pengiriman bantuan ke seluruh Gaza sekarang lebih sulit daripada sebelumnya.

Bagian-bagian wilayah utara yang terkepung hampir mustahil dijangkau.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas