AS Kembali Veto Resolusi Dewan Keamanan PBB soal Gencatan Senjata di Gaza, Apa Maunya?
Amerika Serikat kembali melakukan veto terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang membahas gencatan senjata antara Hamas dengan Israel di Gaza.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Febri Prasetyo
Miller bahkan mengatakan warisan pemerintahan Biden adalah genosida di Gaza.
"Fakta bahwa mereka terus menerus mengulang-ulang bahwa mereka 'bekerja tanpa lelah' untuk mencapai gencatan senjata sementara pada saat yang sama menghalangi upaya untuk mencapai gencatan senjata dan mengirim senjata mematikan ke pemerintah Israel adalah lelucon yang mengerikan," kata Miller.
Sementara itu, Wakil Duta Besar Palestina untuk PBB, Majed Bamya, mengatakan mereka menyaksikan sebuah upaya "untuk memusnahkan sebuah bangsa".
"Mungkin bagi sebagian orang, kami salah kewarganegaraan, salah keyakinan, salah warna kulit, tetapi kami adalah manusia dan seharusnya diperlakukan seperti itu," ungkap Majed Bamya, dikutip dari Arab News.
"Apakah ada Piagam PBB untuk Israel yang berbeda dari piagam yang kalian semua miliki? Apakah ada hukum internasional untuk mereka? Hukum internasional untuk kita? Apakah mereka punya hak untuk membunuh dan satu-satunya hak yang kita miliki adalah untuk mati?"
Baca juga: Al Qassam Lumpuhkan Komandan Brigde Kfir Israel di Gaza Utara, Pakar: Secara Militer, Ini Keajaiban
"Apa lagi yang dapat (Israel) lakukan agar dewan ini bertindak sesuai dengan Bab 7? Atau apakah dewan ini akan menjadi tempat terakhir di bumi yang tidak dapat mengenali ancaman terhadap perdamaian ketika mereka melihatnya?" tanya Majed Bamya kepada anggota PBB.
Perlu diketahui, Bab 7 Piagam PBB berkaitan dengan tindakan yang dapat diambil oleh negara-negara anggota dalam menanggapi ancaman terhadap perdamaian dan tindakan agresi.
Di sisi lain, Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon mengatakan sangat berterima kasih kepada AS telah memveto resolusi tersebut.
Danon menganggap PBB telah berusaha untuk menelantarkan para tawanan yang ditawan oleh Hamas di Gaza.
"Hari ini, upaya memalukan PBB untuk menelantarkan pria dan wanita kami yang diculik berhasil dicegah," kata Danon.
Baca juga: Laporan PBB: Penjarah Truk Bantuan Gaza Beroperasi di Bawah Perlindungan Tentara Israel
"Berkat AS, kami tetap teguh pada posisi kami bahwa tidak akan ada gencatan senjata tanpa pembebasan para sandera. Kami akan terus berjuang sampai semua orang kembali ke rumah," lanjutnya.
Saat ini lebih dari 44.000 warga Palestina telah tewas sejak perang Israel di Gaza dimulai pada Oktober tahun lalu.
PBB mengatakan bahwa lebih dari 70 persen kematian yang terverifikasi terjadi pada wanita dan anak-anak. Lebih dari 130.000 orang terluka.
PBB yakin angka-angka ini merupakan perkiraan yang kurang akurat, mengingat banyak mayat diperkirakan terkubur di bawah reruntuhan bangunan yang hancur atau rusak.