Populer Internasional: Ancaman Pembunuhan terhadap Presiden Filipina - Hamas Ungkap Kematian Sandera
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya perselisihan antara wakil presiden dan presiden Filipina hingga ada ancaman pembunuhan.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Situasi politik Filipina benar-benar memanas setelah wapres Filipina secara terbuka mengeluarkan ancaman pembunuhan terhadap Presiden Marcos Jr.
Sementara itu, perang di Gaza masih terus berlanjut tanpa terlihat adanya gencatan senjata.
Hamas mengumumkan seorang sandera tewas karena serangan Israel sendiri.
Demonstrasi pun pecah di Tel Aviv.
Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Sewa Pembunuh, Wapres Filipina Ingin Habisi Nyawa Presiden Filipina, Diduga Terjepit Kasus Korupsi
Situasi politik di Filipina benar-benar memanas.
Wakil Presiden Filipina Sara Duterte-Carpio secara terbuka mengeluarkan ancaman akan membunuh Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr.
Bahkan, Sara Duterte klaim telah menyewa seorang pembunuh untuk menghabisi Presiden Filipina.
Ibu Negara Liza Araneta dan Ketua DPR Filipina juga tak luput dari ancaman.
Ancaman itu mencuat karena konflik antara kedua keluarga politik itu yang kian melebar.
Baca juga: Usai Ancam Membunuh Presiden Filipina, Wapres Filipina Kini Sarankan Tes Narkoba
Sara Duterte menuduh Presiden Marcos Jr sebagai pecandu narkoba dan Ibu Negara melakukan korupsi.
Sementara Ketua DPR Romualdez yang tidak lain adalah sepupu Marcos dituduh mengambil dana dari kantor wakil presiden dan Kementerian Pendidikan untuk persiapan kampanye 2028.
2. Hamas Umumkan Sandera Israel Tewas akibat Serangan IDF, Demonstran Penuhi Jalan-jalan Tel Aviv
Sandera perempuan Israel tewas dalam serangan Israel di Gaza utara, menurut pernyataan dari sayap bersenjata Hamas.
Mengutip Al Jazeera, juru bicara Brigade Al-Qassam Abu Obeida mengatakan pada Sabtu (23/11/2024) malam, sandera perempuan itu dipastikan tewas di Gaza utara, tempat tentara Israel beroperasi.
Abu Obeida tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang identitas wanita tersebut atau bagaimana dan kapan dia tewas.
Abu Obeida menegaskan, sandera wanita lainnya dalam bahaya, dan menyatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan para pemimpin tentaranya bertanggung jawab penuh atas nyawa mereka.
Militer Israel (IDF) mengatakan, tidak dapat mengonfirmasi atau membantah klaim tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, IDF mengatakan pihaknya sedang menyelidiki klaim tersebut setelah Hamas merilis rekaman yang diduga menunjukkan seorang sandera yang tewas.
Hamas membawa sekitar 250 tawanan selama serangan di Israel selatan pada 7 Oktober tahun lalu, menurut otoritas Israel.
Di antara mereka terdapat 23 warga negara Thailand, satu warga negara Nepal, dan satu warga negara Filipina yang bekerja atau belajar di Israel.
3. Pasukan Israel Maju, Pertempuran Darat Sengit di Lebanon Selatan Meletus
Pejuang Hizbullah dan pasukan Israel terlibat dalam baku tembak di kota Khiam, Lebanon selatan.
Kantor Berita Nasional (NNA) melaporkan pemboman udara dan artileri yang hebat di Khiam, 6 kilometer dari perbatasan.
Baca juga: Rabi Israel, Tzvi Kogan Ditemukan Tewas di UEA, Diduga Korban Teror Antisemit
"Israel berusaha menguasai kota itu karena kota itu merupakan gerbang strategis untuk serangan darat cepat," papar NNA dalam laporannya, Minggu (24/11/2024).
"Pasukan Israel meledakkan rumah-rumah dan berusaha mengepung (Khiam) dari semua sisi dengan menggunakan perlindungan udara dan darat yang ekstensif," lanjut laporan tersebut.
Selama dua hari terakhir, Hizbullah mengatakan para pejuangnya menyerang tentara Israel sekitar 20 kali di dalam dan sekitar kota besar tersebut.
Tank-tank Israel telah beroperasi di sebelah timur Khiam selama lebih dari tiga minggu.
4. Taktik Penggilingan Daging Rusia Kembali Muncul Untuk Percepat Rebut Wilayah
Perang Rusia-Ukraina belum juga menandakan segera berakhir. Kedua belah pihak ngotot untuk saling menyerang di Donbass, timur Ukraina.
Ukraina yang dibela oleh puluhan negara sekutu Barat, kini telah diizinkan menembak bagian dalam Rusia dengan rudal buatan AS, Inggris dan Prancis.
Sementara Rusia juga diperkuat pasukan Korea Utara dan telah menembakkan rudal hipersoniknya untuk pertama kali ke Dnipro, Ukraina.
Dalam beberapa bulan ini korban pertempuran pun terus bertambah. Setiap harinya Ukraina melaporkan jumlah pasukan Rusia yang dieliminasi rata-rata 1.000.
Demikian juga Kementerian Pertahanan Rusia yang mengklaim berhasil menewaskan rata-rata 1.000 pasukan Ukraina.
Di wilayah Kursk, Ukraina yang menginvasi wilayah tersebut kini mulai berdarah-darah karena terus didesak dan diadu dengan pasukan Korea Utara yang dikerahkan ke wilayah tersebut untuk membantu Rusia.
Rusia yang didukung oleh persenjataan lengkap dan jumlah pasukan lebih banyak dari Ukraina diduga kembali melakukan taktik "penggiling daging".
Taktik yang dilakukan pada era Soviet, dan diterapkan di awal-awal invasi pada 2022 itu kini kembali diterapkan dalam beberapa bulan belakangan setelah Ukraina menginvasi Kursk.
(Tribunnews.com)