Ukraina Mulai Teliti Pecahan Rudal Oreshnik yang Diluncurkan Rusia ke Dnipro
Ukraina memamerkan pecahan rudal Oreshnik terbaru Rusia kepada wartawan. Rudal itu diluncurkan ke Dnipro pada Kamis lalu.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Ukraina menunjukkan pecahan rudal baru Rusia yang digunakan untuk menyerang kota Dnipro pada Kamis (21/11/2024) lalu.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan serangan itu adalah uji coba rudal balistik jarak menengah hipersonik (IRBM) Oreshnik yang baru.
Di hadapan wartawan, Dinas Keamanan Ukraina (SBU) memamerkan pecahan logam yang diyakini berasal dari rudal jenis baru yang diluncurkan Rusia ke Dnipro.
Pecahan tersebut memiliki berbagai ukuran, mulai dari yang besar hingga yang kecil, dan diletakkan di rumput palsu di depan jaring kamuflase di lokasi yang dirahasiakan pada Minggu (24/11/2024).
SBU tidak menyebutkan nama rudal yang digunakan, namun mengatakan itu adalah jenis yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
"Ini adalah pertama kalinya puing-puing rudal semacam itu ditemukan di wilayah Ukraina," kata Oleg, salah satu penyelidik SBU kepada wartawan.
"Barang ini belum pernah didokumentasikan oleh penyelidik keamanan sebelumnya," tambahnya.
Oleg mengatakan para penyelidik sedang memeriksa pecahan-pecahan itu dan nantinya akan memberikan jawaban mengenai karakteristik rudal tersebut.
"Rudal itu bersifat balistik dan telah menyebabkan kerusakan pada warga sipil dan infrastruktur lainnya di Dnipro," katanya, seperti diberitakan The Moscow Times.
Putin: Rusia Luncurkan Rudal Baru ke Dnipro
Pada Kamis (21/11/2024), Putin mengatakan Rusia menggunakan IRBM sebagai tanggapan atas penembakan rudal ATACMS AS dan rudal Storm Shadow Inggris oleh Ukraina ke wilayah Rusia, setelah sekutu Ukraina mencabut larangan penggunaan persenjataan jarak jauh untuk menembak ke wilayah Rusia.
Baca juga: Putin Klaim Rudal Oreshnik Baru Bisa Menyaingi Senjata Nuklir, Kecepatan di Atas 3 Km Per Detik
Putin mengatakan rudal itu terbang dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara dan tidak dapat dicegat oleh pertahanan udara.
"Serangan itu menghantam fasilitas produksi industri pertahanan di Dnipro yang masih memproduksi peralatan rudal dan senjata lainnya," kata Putin dalam pidatonya yang disiarkan di televisi.
Putin telah menjanjikan lebih banyak uji coba tempur rudal Oreshnik dan mengatakan rudal tersebut akan diproduksi massal.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyebut serangan itu sebagai serangan terbaru kegilaan Rusia dan menghimbau agar sistem pertahanan udara diperbarui guna menghadapi ancaman baru tersebut.
Kepala intelijen militer Ukraina mengatakan mereka mengetahui beberapa prototipe rudal telah diproduksi sebelum ditembakkan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)