Maksud Tersembunyi Netanyahu di Balik Gencatan Senjata Israel dan Hizbullah, Hamas akan Terisolasi
Israel dan Hizbullah akhirnya menyetujui gencatan senjata setelah perang selama kurang lebih setahun terakhir ini.
Editor: Hasanudin Aco
Ringkasan setelah perjanjian gencatan senjata Hizbullah dengan Israel :
- Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu merekomendasikan kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah Lebanon – yang kemudian disetujui oleh kabinet – dengan mengatakan bahwa jika kesepakatan tersebut dilanggar maka tentara Israel akan kembali menyerang.
- Di Gaza, pasukan Israel melanjutkan pemboman tanpa henti, menewaskan banyak orang termasuk sedikitnya 13 orang dalam serangan terhadap sekolah yang melindungi orang-orang terlantar di lingkungan Zeitoon, Kota Gaza.
- Presiden AS Joe Biden menyambut baik gencatan senjata Israel-Hizbullah dengan mengatakan gencatan senjata itu akan mulai berlaku pada Rabu pukul 4 pagi waktu setempat.
- Sementara itu, pasukan Israel mengintensifkan serangan udara yang menghancurkan di beberapa wilayah di Beirut, termasuk pinggiran selatannya serta wilayah pusat. Hizbullah menanggapi dengan serangkaian serangan roket, pesawat nirawak, dan rudal jauh ke wilayah Israel.
- Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan sedikitnya 55 orang tewas dalam periode pelaporan 24 jam terakhir akibat serangan Israel di seluruh negeri.
TRIBUNNEWS.COM, ISRAEL - Melalui perdebatan panjang, kabinet perang Israel akhirnya setuju gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon pada Selasa (26/11/2024) waktu timur tengah.
Rapat di kantor perdana menteri Israel memutuskan 10 menteri memberikan suara setuju dan satu menteri menentang perjanjian gencatan senajata.
Perjanjian itu ditengahi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
PM Netanyahu pun berterima kasih kepada Presiden AS Joe Biden atas keterlibatannya dalam mengamankan perjanjian gencatan senjata.
Sejak Oktober 2023, Israel telah mengusir 1,2 juta orang dari Lebanon dan membunuh 3.768 orang, sebagian besar terjadi dalam dua bulan terakhir.
Hizbullah dan para pesaing serta sekutunya di Lebanon mendukung diakhirinya perang, tetapi apa saja ketentuan gencatan senjata – dan apakah akan berlaku?
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati pada hari Selasa menyambut baik kesepakatan gencatan senjata melalui panggilan telepon dengan Presiden AS Joe Biden.
"Saya menerima telepon dari Presiden AS Joe Biden, dimana kami berkonsultasi tentang situasi terkini. Saya berterima kasih kepadanya atas dukungan AS terhadap Lebanon dan upaya yang dilakukan oleh utusannya, Tuan (Amos) Hochstein," kata Mikati dalam sebuah posting di X.
Mikati mengucapkan terima kasih kepada AS dan Prancis atas upaya mereka dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata seraya menambahkan bahwa kesepakatan tersebut merupakan “langkah mendasar menuju terciptanya ketenangan dan stabilitas di Lebanon” dan akan membantu “terciptanya stabilitas regional.”
Ia menegaskan kembali komitmen pemerintahnya untuk memperkuat “kehadiran tentara di selatan” melaksanakan resolusi PBB 1701, dan bekerja sama dengan pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.
Maksud Tersembunyi Netanyahu?
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pernyataan yang direkam sebelumnya mengatakan ada tiga "alasan utama" mengapa ia menginginkan gencatan senjata dengan Hizbullah saat ini.
Yakni untuk "berfokus pada ancaman Iran," memberi pasukan Israel waktu istirahat, dan meningkatkan tekanan pada Hamas.
Menurut Netanyahu, lamanya gencatan senjata Israel-Hizbullah tergantung pada apa yang terjadi di Lebanon.