Populer Internasional: 13 Poin Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Lebanon - G7 Patuhi Perintah ICC
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya tercapainya kesepakatan gencatan senjatar antara Israel dan Hizbullah Lebanon.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Israel dan Lebanon resmi memberlakukan gencatan senjata 60 hari yang ditengahi Amerika Serikat.
Meski begitu, belum sehari gencatan senjata, tentara Israel justru tembaki warga Lebanon yang bergegas pulang. Apa yang akan terjadi sekarang?
Soal surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu cs yang dikeluarkan ICC, G7 berkomitmen untuk menaati keputusan tersebut.
Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Gencatan Senjata Israel-Lebanon Resmi Dimulai, Ini Isi 13 Poin Kesepakatan
Bertepatan dengan Rabu (27/11/2024) jam 9 pagi WIB, waktu di Tel Aviv, Israel dan Beirut, Lebanon menunjukkan pukul 4 pagi.
Artinya, gencatan senjata selama 60 hari antara Israel dan Hizbullah mulai berlaku, The Guardian melaporkan.
Israel dan kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran telah berperang selama lebih dari 14 bulan.
Hizbullah mulai menyerang Israel dengan roket dan proyektil setelah perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober tahun lalu.
Tindakan Hizbullah sebagai dukungan untuk warga Palestina.
Kini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui gencatan senjata dan begitu pula kabinet keamanannya.
Baca juga: Menlu Inggris Mengaku Siap Ringkus Netanyahu Jika PM Israel Masuk Wilayah Negaranya
Kesepakatan gencatan senjata ini dicapai dengan intervensi Amerika Serikat dan Prancis.
Mengutip NDTV, berikut beberapa poin penting dari Perjanjian Gencatan Senjata Israel-Lebanon:
2. Belum Sehari Gencatan Senjata, Tentara Israel Tembaki Warga Lebanon yang Bergegas Pulang
Belum sehari sejak gencatan senjata dalam perang Israel-Hizbullah Lebanon diumumkan, militer Israel (IDF) dilaporkan menembaki warga Lebanon yang mencoba kembali ke rumah-rumah mereka dari pengungsian.
Times of Israel, Rabu (27/11/2024) melaporkan IDF menegaskan kalau tentara mereka telah melepaskan tembakan peringatan pada orang-orang Lebanon yang mencoba mendekati beberapa desa Lebanon selatan.
Hal ini dilakukan setelah Menteri Pertahanan Israel Katz memerintahkan “tindakan tegas” untuk mencegah anggota Hizbullah kembali.
"Ketenangan tampak tercipta, namun Katz memerintahkan tindakan ‘tegas’, mengklaim anggota Hizbullah termasuk di antara mereka (warga Lebanon) yang bergegas kembali ke rumah-rumah mereka, tindakan yang menentang instruksi," tulis laporan media tersebut, Rabu.
3. G7 Janji Patuhi Surat Penangkapan Netanyahu yang Dirilis ICC, Nasib PM Israel di Ujung Tanduk
Para menteri luar negeri kelompok G7 menyatakan siap mematuhi surat perintah penangkapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang dirilis Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Kesiapan itu menandakan semua negara G7 harus menangkap Netanyahu jika ia bepergian ke sana.
Pernyataan tersebut disampaikan para menteri G7 setelah menggelar pembicaraan dua hari di dekat Roma.
Adapun negara-negara industri yang tergabung dalam kelompok G7, di antaranya Inggris, Kanada, Jerman, Perancis, Jepang, Italia dan Amerika Serikat.
“Kami menegaskan kembali komitmen kami terhadap Hukum Humaniter Internasional dan akan mematuhi kewajiban kami masing-masing,” kata para menteri G7 mengutip dari Barrons.
Sebelumnya ICC yang berpusat di Den Haag merilis surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Baca juga: Batal Penuhi Janji, Prancis Sebut Netanyahu Kebal terhadap Surat Perintah Penangkapan ICC
Surat ini dirilis lantaran keduanya memikul tanggung jawab pidana atas kejahatan perang dan kelaparan di Gaza, serta genosida yang menewaskan 1.139 orang.
4. Garis Depan Ukraina Runtuh, Rusia Rebut Pusat Kota Kurakhovo
Pasukan Rusia akhirnya berhasil menguasai pusat kota Kurakhovo di oblast Donetsk, Ukraina timur.
Laporan dari informasi publik Ukraina, Deep State menyebutkan, pasukan penyerbu dari timur kota berhasil memasuki pusat kota pada Selasa (26/11/2024).
Kini mereka maju ke selatan kota di mana personel Ukraina masih bertahan di permukiman Dalniy dan Maksimovka.
Aidar Stanislav Bunyatov seorang pejuang Ukraina dikutip dari Strana menyatakan bahwa garis depan ke arah Kurakhovsky telah runtuh.
Mereka tak mampu melawan Rusia karena sedikitnya anggota pasukan dan senjata yang kurang memadai.
Bunyatov mengatakan, keberingasan pasukan Vladimir Putin tak mampu dibendung karena jumlah yang tidak seimbang.
(Tribunnews.com)