Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hamas Siap Berunding di Kairo: Gencatan Senjata di Gaza?

Hamas berencana hadir di Kairo untuk membahas gencatan senjata di Gaza. Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: timtribunsolo
zoom-in Hamas Siap Berunding di Kairo: Gencatan Senjata di Gaza?
AFP/KEMAL ASLAN
Demonstran pro-Palestina melambaikan bendera Palestina saat mereka ambil bagian dalam unjuk rasa untuk memprotes kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, setelah salat Isya di distrik Fatih, Istanbul, pada 31 Juli 2024. - Hamas mengatakan pada 31 Juli 2024, pemimpin politiknya Ismail Haniyeh tewas dalam serangan Israel di Iran, saat ia menghadiri pelantikan presiden baru, dan bersumpah bahwa tindakan itu "tidak akan dibiarkan begitu saja". (Photo by KEMAL ASLAN / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Perwakilan Hamas dijadwalkan tiba di Kairo, Mesir, pada tanggal 30 November 2024, untuk melakukan pembicaraan mengenai kemungkinan gencatan senjata di Gaza.

Kabar ini disampaikan oleh seorang pejabat dari kelompok militan Palestina tersebut kepada AFP pada tanggal 29 November 2024.

“Delegasi Hamas akan pergi ke Kairo untuk beberapa pertemuan dengan pejabat Mesir guna membahas gagasan gencatan senjata dan kesepakatan tahanan di Jalur Gaza,” kata pejabat tersebut, yang tidak mau disebutkan namanya.

Selain itu, Amerika Serikat juga mengumumkan upaya diplomatik baru dengan Qatar, Turki, dan Mesir untuk mencapai gencatan senjata di Gaza serta pembebasan sandera.

Sebelumnya, AS, Qatar, dan Mesir telah melakukan beberapa usaha untuk mencapai gencatan senjata, namun semua usaha tersebut selalu berakhir dengan kegagalan.

Gencatan Senjata Israel-Lebanon

Kabar delegasi Hamas yang kembali menghadiri perundingan ini muncul setelah Israel dan Lebanon mencapai kesepakatan gencatan senjata pada tanggal 27 November 2024.

Mengutip dari Al Jazeera, pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, menyatakan bahwa dia akan bekerja sama dengan tentara Lebanon untuk menegakkan gencatan senjata yang disepakati dengan Israel.

Berita Rekomendasi

Dalam pidato pertamanya yang disiarkan di televisi sejak gencatan senjata dimulai, Qassem mengungkapkan keinginannya untuk tidak bersitegang dengan tentara Lebanon.

Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata, tentara Lebanon akan dikerahkan ke Lebanon selatan selama 60 hari.

Dalam waktu yang sama, pejuang Hizbullah dan pasukan Israel akan mundur dari wilayah tersebut.

Qassem menyatakan bahwa koordinasi antara kelompok perlawanan Hizbullah dan tentara Lebanon akan dilakukan pada tingkat tinggi untuk memastikan pelaksanaan komitmen perjanjian tersebut.

Baca juga: Kelaparan di Gaza Mencekam, Para Ibu Terpaksa Mengais Makanan di Tumpukan Sampah Demi Bertahan Hidup

"Kami akan bekerja untuk memperkuat kapasitas pertahanan Lebanon," ujarnya.

Meskipun gencatan senjata ini telah disepakati, situasinya terbilang rapuh.

Militer Israel telah mengeluarkan pembatasan bagi warga yang kembali ke desa-desa di sepanjang perbatasan Lebanon dan bahkan terlibat dalam penembakan terhadap penduduk setempat, yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata.

Baik tentara Lebanon maupun Hizbullah menuduh Israel melanggar kesepakatan ini dengan melancarkan serangan udara di utara Sungai Litani pada hari Kamis.

"Kemenangan Ilahi"

Dalam kesempatan yang sama, Qassem juga mendeklarasikan “kemenangan ilahi” dalam perang melawan Israel.

Ia menyatakan bahwa kemenangan ini bahkan lebih besar daripada kemenangan yang diraih pada tahun 2006.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas