Konflik Ukraina: Dukungan Penuh Kim Jong Un untuk Rusia Terungkap
Kim Jong Un tegaskan dukungan penuh untuk Rusia dalam konflik Ukraina. Apa dampaknya?
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: timtribunsolo
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menegaskan dukungan penuh terhadap Rusia dalam konflik yang tengah berlangsung dengan Ukraina.
Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan Rusia, Andrei Belousov, di Pyongyang, seperti dilaporkan oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).
Dukungan Terhadap Rusia
Dalam pertemuan tersebut, Kim Jong Un menyebut bahwa penggunaan senjata jarak jauh oleh Ukraina merupakan bentuk intervensi militer langsung oleh Amerika Serikat (AS)
"Rusia berhak berperang untuk membela diri," ujar Kim, sebagaimana dikutip oleh Al Jazeera.
Kim juga menegaskan bahwa Korea Utara akan selalu mendukung kebijakan Federasi Rusia dalam mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya.
Hubungan Militer yang Mendalam
Korea Utara dan Rusia telah memperdalam hubungan militer mereka.
Pyongyang mengirimkan ribuan tentara untuk berpartisipasi dalam upaya perang Moskow.
Dalam pertemuan tersebut, Kim dan Belousov sepakat untuk memperkuat kemitraan strategis antara kedua negara.
Kim menyebut invasi Rusia ke Ukraina sebagai respons defensif terhadap ekspansi NATO ke arah timur serta tindakan AS yang dianggap mengancam posisi Rusia.
Tanggapan terhadap Intervensi AS
Kim Jong Un mengecam keputusan AS yang mengizinkan Ukraina untuk menyerang target di dalam Rusia.
Ia menyebut tindakan tersebut sebagai intervensi langsung yang tidak bertanggung jawab.
Menurutnya, serangan terbaru Rusia terhadap Ukraina adalah langkah yang tepat untuk menunjukkan tekad Moskow dalam konflik ini.
Kekhawatiran Global
Sementara itu, NATO dan Korea Selatan mengkhawatirkan bahwa Rusia dapat memberikan teknologi senjata canggih kepada Korea Utara sebagai imbalan atas dukungan militer.
Penasihat keamanan nasional Korea Selatan, Shin Wonsik, menyatakan bahwa Rusia telah menyediakan sistem rudal pertahanan udara untuk Korea Utara serta memberikan bantuan ekonomi dan teknologi militer lainnya.
Pada bulan Juni, Kim dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, menandatangani perjanjian yang mengharuskan kedua negara memberikan bantuan militer satu sama lain jika salah satu pihak diserang.
Perjanjian ini dianggap sebagai kesepakatan pertahanan terbesar antara kedua negara sejak berakhirnya Perang Dingin.
Dengan pernyataan ini, Kim Jong Un menegaskan posisi Korea Utara dalam mendukung Rusia, yang dapat memperburuk ketegangan di kawasan dan mempengaruhi dinamika geopolitik global.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).