“Saya Berharap Perempuan Afganistan Tetap Kuat”
Saat Taliban kembali berkuasa di Afganistan pada 2021, atlet sukses Nazima dan Nazira Khairzad meninggalkan tanah air mereka. Di Jerman,…
Namun sejak 2021, hal tersebut berakhir dan impian akan dunia yang lebih baik dan lebih bebas pun pupus. Setelah kekacauan penarikan pasukan internasional dari Afganistan dan kembalinya Taliban pada Agustus 2021, olahraga untuk perempuan dilarang. Banyak rekan satu tim Nazima yang sudah bisa meninggalkan negara itu, meski beberapa dari mereka harus tetap tinggal di Afganistan.
"Sangat sulit bagi saya ketika memikirkan anggota tim saya," kata pemain berusia 22 tahun ini. "Banyak yang menikah atau mengalami depresi." Mereka berdua rutin melakukan kontak dengan sejumlah atlet perempuan yang masih berada di Afganistan.
Situasi perempuan di Afganistan memprihatinkan
"Kami tidak bisa keluar rumah tanpa hijab atau burqa," Nazira melaporkan. "Beberapa teman saya bunuh diri tahun lalu karena depresi." Suaranya terputus-putus karena dia tidak bisa membantu teman-temannya.
Meski begitu, kedua kakak beradik ini berusaha memberikan semangat kepada masyarakat dan khususnya perempuan dan anak perempuan di Afganistan.
"Saya berusaha memberi mereka energi positif dan terus menyuarakan nasib mereka agar tidak dilupakan," kata Nazima. Saat pemain ski ini melihat foto-foto lama dari masa lalu, dia merenung dan tampak sedih. Saat itu, perempuan setidaknya punya sedikit kebebasan, kata sang atlet. "Dibandingkan dengan situasi hari ini, dulu masih baik-baik saja."
Setelah berjalan-jalan, kedua kakak adik ini memasuki sebuah kafe kecil di pinggir pusat kota Hanau. Mereka kini senang berada di Jerman dan tidak perlu takut lagi. Sejak lama, kehidupan sehari-harinya di Jerman dipenuhi dengan kepedulian terhadap kerabatnya di kampung halaman.
Namun keluarga mereka kini juga telah berhasil meninggalkan Afganistan. Mereka bertahan di ibu kota Kabul selama berbulan-bulan, menunggu saat yang tepat untuk melarikan diri.
"Saat orang tua saya berada di Afganistan, hidup mereka dalam bahaya karena saya dan saudara perempuan saya aktif berolahraga," kenang Nazira. "Mereka adalah salah satu dari sedikit keluarga di Afganistan yang mengizinkan putri mereka belajar dan berolahraga," tambah saudara perempuannya.
"Perempuan lebih kuat daripada laki-laki"
Kini setelah seluruh keluarga berkumpul kembali di Jerman, para atlet pun berusaha melanjutkan kariernya. Mereka juga memberikan wawancara dan tidak melewatkan kesempatan untuk menarik perhatian terhadap situasi perempuan di Afganistan.
Olahraga, kata Nazima dan Nazira, memberi mereka harapan dan kekuatan akan masa depan yang lebih baik di tanah air mereka. "Situasi di Afganistan sangat sulit. Tapi saya berharap perempuan tetap kuat," kata Nazima.
"Saya yakin situasi akan berubah lagi di masa depan, terutama bagi perempuan. Suatu saat mereka akan punya hak yang sama dan dapat hidup sesuai keinginan mereka." Pemain berusia 22 tahun ini yakin bahwa perempuan lebih kuat dibandingkan laki-laki.
Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman.