Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gencatan Senjata dengan Hizbullah Hanya Omong Kosong, Serangan Israel di Lebanon Tewaskan 11 Orang

Israel melakukan serangan terbarunya di Lebanon setelah kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah baru dimulai seminggu lalu.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Gencatan Senjata dengan Hizbullah Hanya Omong Kosong, Serangan Israel di Lebanon Tewaskan 11 Orang
Tangkap Layar/Hassan Ammar/AP
Asap pekat dan kobaran api membuncah saat Israel melancarkan serangan udara ke wilayah Tayouneh, Beirut, Lebanon, 25 November 2024. Setelah gencatan senjata sementara diumumkan per Selasa (26/11/2024) malam, Israel mengintensifkan serangan udara ke wilayah Suriah, menargetkan apa yang mereka sebut jalur logistik Hizbullah. Serangan ini mengindikasikan perang Israel dan Hizbullah tak berakhir hanya dengan gencatan senjata sementara. 

Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Hizbullah menembakkan dua mortir ke wilayah Israel pada hari sebelumnya, menandai insiden pertama sejak gencatan senjata di Lebanon mulai berlaku minggu lalu.

Mortir itu mendarat di area terbuka di Gunung Dov, tidak menimbulkan korban atau kerusakan.

Hizbullah mengaku bertanggung jawab, dan menggambarkan serangan itu sebagai “respons defensif dan peringatan”, dengan mengklaim mereka menargetkan pos terdepan Israel di dekat Desa Shebaa.

Para pemimpin Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz, telah menjanjikan tanggapan tegas terhadap pelanggaran gencatan senjata.

Sebelumnya, sirene berbunyi di komunitas Lehavot HaBashan di Israel utara, meskipun IDF kemudian mengonfirmasi bahwa itu adalah alarm palsu.

Baca juga: Israel Langgar Gencatan Senjata dengan Hizbullah, Lebanon Membara Lagi

Secara terpisah, IDF mengumumkan bahwa sebuah kapal rudal angkatan laut mencegat sebuah pesawat nirawak di atas Laut Merah pada hari Senin.

Pesawat nirawak tersebut, yang diluncurkan dari timur, dihancurkan sebelum dapat memasuki wilayah udara Israel, menurut militer.

Mengancam Kesepakatan Gencatan Senjata

Para perempuan melambaikan tangan dan mengacungkan tanda kemenangan di pusat penampungan Harjala di pedesaan Damaskus, saat warga Lebanon yang telah melarikan diri ke Suriah bersiap untuk pulang pada tanggal 27 November 2024, setelah gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah mulai berlaku. - Berdasarkan ketentuan kesepakatan yang menghentikan perang, militer Lebanon mulai memperkuat kehadirannya di bagian selatan negara itu, tempat Hizbullah telah lama berkuasa. (Photo by LOUAI BESHARA / AFP)
Para perempuan melambaikan tangan dan mengacungkan tanda kemenangan di pusat penampungan Harjala di pedesaan Damaskus, saat warga Lebanon yang telah melarikan diri ke Suriah bersiap untuk pulang pada tanggal 27 November 2024, setelah gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah mulai berlaku. - Berdasarkan ketentuan kesepakatan yang menghentikan perang, militer Lebanon mulai memperkuat kehadirannya di bagian selatan negara itu, tempat Hizbullah telah lama berkuasa. (Photo by LOUAI BESHARA / AFP) (AFP/LOUAI BESHARA)
Berita Rekomendasi

Juru bicara parlemen Lebanon, Nabih Berri, menuduh Israel melanggar gencatan senjata lebih dari 50 kali dalam beberapa hari terakhir dengan melancarkan serangan udara, menghancurkan rumah-rumah di dekat perbatasan, dan melanggar wilayah udara Lebanon.

Para pejabat di AS — yang bersama Prancis membantu menjadi perantara gencatan senjata dan mengepalai komisi yang dimaksudkan untuk memantau kepatuhan terhadap kesepakatan — mengecilkan arti penting serangan Israel.

Baca juga: Israel Tuding Iran Diam-diam Pasok Senjata ke Hizbullah saat Pemberontakan di Suriah Berlangsung

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby mengatakan, "Secara umum, gencatan senjata masih berlaku."

"Kami telah mengurangi jumlah serangan dari puluhan menjadi satu serangan per hari, mungkin dua serangan per hari," kata Kirby kepada wartawan, dikutip dari AP News.

"Kami akan terus berusaha dan melihat apa yang dapat kami lakukan untuk menguranginya menjadi nol," lanjutnya.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, Hizbullah memiliki waktu 60 hari untuk menarik pasukan dan infrastrukturnya dari Lebanon selatan.

Selama waktu tersebut, pasukan Israel juga harus mundur ke sisi perbatasan mereka.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas