Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
Deutsche Welle

Norwegia Tunda Izin Tambang Laut Dalam

Norwegia akhirnya menunda izin tambang dasar laut Arktik. Sebelumnya organisasi lingkungan WWF menggugat pemerintah dalam upaya menghentikan…

zoom-in Norwegia Tunda Izin Tambang Laut Dalam
Deutsche Welle
Norwegia Tunda Izin Tambang Laut Dalam 

Laporan Greenpeace baru-baru ini menunjukkan, produsen berupaya untuk menjauh dari kobalt dan nikel sebagai komponen baterai, dan bahwa logam yang ditambang dapat dikurangi dengan daur ulang yang efektif.

Otoritas Dasar Laut Internasional PBB, ISA, yang mengawasi area dasar laut di luar wilayah nasional, sejatinya telah menyusun aturan untuk penambangan laut dalam. Namun, aturan tersebut belum rampung.

Sejauh ini, ISA telah memberikan lisensi eksplorasi di berbagai wilayah laut dalam, termasuk di Samudra Pasifik. Untuk mencegah penambangan dimulai sebelum waktunya, sekitar 32 negara kini menyerukan jeda pencegahan atau moratorium penambangan laut dalam internasional untuk memungkinkan penelitian lebih lanjut.

Dan lebih dari 50 perusahaan internasional termasuk Apple, Google, Microsoft dan BMW telah menyatakan mereka tidak akan memproduksi komponen dengan bahan baku mineral hasil tambang laut dalam.

Namun, keinginan Norwegia untuk memulai dapat mempercepat perlombaan menuju dasar laut, kata Fjaertoft, yang mengambil bagian dalam negosiasi ISA. "Negara-negara lain melihat ke Norwegia," katanya. "Jika Norwegia menambang, hal itu akan memulai reaksi berantai di lebih banyak negara".

Sementara itu, sekretaris negara Bergmal bersikeras bahwa tidak akan ada penambangan yang dilakukan di dasar laut Norwegia kecuali jika "dapat dilakukan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab dengan mempertimbangkan lingkungan, keselamatan serta pengguna laut lainnya."

WWF mengharapkan putusan dalam kasus mereka terhadap Norwegia pada bulan Januari. Bergantung pada hasilnya, kedua belah pihak telah mengatakan mereka siap untuk mengajukan banding.

Berita Rekomendasi
Sumber: Deutsche Welle
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas