Sepak Terjang Golani, Bos Pemberontak Suriah Eks Al Qaeda, Lepas Sorban Kini Lebih Moderat
Abu Mohammed al-Golani dulunya adalah seorang ekstremis eks Al Qaeda yang kini berubah lebih moderat.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SURIAH - Abu Mohammed al-Golani, pemimpin oposisi bersenjata yang dituduh sebagai pemberontak, klaim telah merebut sebagian besar wilayah Suriah dalam serangan mendadak sejak 27 November 2024 lalu.
Abu Mohammed al-Golani dulunya adalah seorang ekstremis eks Al Qaeda yang kini berubah lebih moderat.
Sebagai pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang berakar pada cabang al-Qaeda di Suriah, Golani mengatakan tujuan serangannya adalah untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
"Ketika kita berbicara tentang tujuan, tujuan revolusi tetaplah menggulingkan rezim ini. Merupakan hak kami untuk menggunakan semua cara yang tersedia untuk mencapai tujuan itu," kata Golani kepada CNN dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada hari Jumat (6/12/2024).
Golani selama bertahun-tahun beroperasi dari balik bayang-bayang, lari dan bersembunyi.
Sekarang, ia menjadi pusat perhatian setelah pemberontakannya di Suriah terbilang sukses.
Kini dia berani tampil di depan publik, memberikan wawancara kepada media internasional dan memperlihatkan dirinya di kota terbesar kedua di Suriah, Aleppo.
Selama bertahun-tahun ia berhenti mengenakan sorban yang biasa dikenakan para jihadis, dan lebih memilih seragam militer.
Pada Rabu lalu, ia mengenakan kemeja khaki dan celana panjang untuk mengunjungi benteng Aleppo.
Golani berdiri di pintu kendaraan putih yang dinaikininya sambil melambaikan tangan dan berjalan di antara kerumunan.
Sejak memutuskan hubungan dengan al-Qaeda pada tahun 2016, Golani berusaha menampilkan dirinya sebagai pemimpin yang lebih moderat.
Namun ia belum dapat meredakan kecurigaan di kalangan analis dan pemerintah Barat yang masih menggolongkan HTS sebagai organisasi teroris.
“Dia seorang radikal pragmatis,” kata Thomas Pierret, seorang spesialis Islam politik, kepada AFP.