Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Amukan Pemberontak Suriah Kembali Pecah, Makam Mewah Ayah Bashar Al Assad Habis Dibakar

Mausoleum dan peti mati mewah milik ayah presiden Suriah yang Bashar al-Assad, Hafez ludes dibakar kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS)

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Amukan Pemberontak Suriah Kembali Pecah, Makam Mewah Ayah Bashar Al Assad Habis Dibakar
The Times Of Israel
Dalam cuplikan video yang diunggah AFP menunjukkan beberapa bagian mausoleum dan peti mati mewah tersebut telah rusak dan terbakar. Pembakaran ini dilakukan pembrontak usai rezim Bashar al-Assad kabur ke Rusia pasca digulingkan kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) di bawah pimpinan Abu Mohammad al-Julani. 

Pasca-melakukan penjarahan, pemberontak meninggalkan kamar-kamar di kediaman itu dalam keadaan kosong, kecuali beberapa perabotan dan potret Assad yang dibuang di lantai, sementara aula masuk di istana presiden dibakar.

Assad Kabur ke Rusia

Pasca-keruntuhannya, Assad beserta keluarga besarnya dilaporkan kabur ke Rusia.

Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh sumber di Kremlin, TASS yang menjelaskan Assad dan anggota keluarganya kini mendapat suaka di ibu kota Rusia, Moskow.

"Assad dan anggota keluarganya sudah tiba di Moskow. Rusia, atas alasan kemanusiaan, (kami) memberi mereka suaka," kata sumber kantor berita itu, dikutip dari Sky News.

Assad memilih untuk melarikan diri ke Rusia bukanlah hal yang mengejutkan. Ini lantaran Suriah memiliki hubungan baik dengan Rusia.

Sejak 2011, Moskow telah memberikan dukungan kepada Assad — baik secara militer maupun diplomatik.

Bahkan di tengah perang saudara, militer Putin diketahui ikut berpartisipasi menjatuhkan bom ke sasaran-sasaran di Suriah guna meredakan bentrokan di wilayah tersebut.

Berita Rekomendasi

Banyak yang mengatakan dukungan Putin terhadap Assad dan Suriah telah membantu Rusia mengukir kehadirannya di Timur Tengah, dan membangun hubungan dengan banyak negara - khususnya Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab.

Hubungan ini yang kemudian dimanfaatkan Presiden Assad untuk mencari perlindungan dari amukan pemberontak.

(Tribunnews.com / Namira Yunia)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas