Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

HTS Tegas Tak Akan Biarkan Suriah Jadi 'Landasan' untuk Serang Israel, Minta Pasukan Zionis Mundur

HTS menegaskan tak akan membiarkan Suriah dijadikan landasan perang terhadap Israel atau negara manapun

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in HTS Tegas Tak Akan Biarkan Suriah Jadi 'Landasan' untuk Serang Israel, Minta Pasukan Zionis Mundur
Bilal Alhammoud / Middle East Images / Middle East Images via AFP
Sekelompok orang mengibarkan bendera oposisi di Suriah pada hari Sabtu, 13 Desember 2024, setelah rezim Presiden Bashar al-Assad digulingkan - HTS menegaskan tak akan membiarkan Suriah dijadikan landasan perang terhadap Israel atau negara manapun 

Dalam wawancara khusus yang ditayangkan selama siaran berita utama pada Kamis (12/12/2024) malam, al-Saeed membahas situasi di Suriah setelah runtuhnya pemerintahan al-Assad, masa depan negara yang tidak menentu, dan hubungannya dengan Israel.

Ia mengatakan, "tetangga utara kita, Turki, menganggap Israel sebagai faktor penting, bahkan utama, dalam kejatuhan al-Assad."

"Dunia Arab memandang Israel telah mengubah arah peristiwa setelah bertaruh bahwa Israel tidak akan mampu menanggung beban kampanye militer yang berkepanjangan," urainya, menyinggung soal Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, oleh kelompok perlawanan Palestina di Gaza.

Ketika ditanya oleh televisi Israel, i24NEWS, apakah hal ini dapat membuka jalan bagi perdamaian antara Suriah dan Israel, al-Saeed tidak menyangkalnya.

Ia menyatakan harapannya agar siaran saluran Israel tersebut diperluas ke Suriah.

"Anda bisa menjadi jembatan bagi perdamaian sejati antarnegara," ujar al-Saeed.

Baca juga: Rusia Beres-beres Peralatan Militer di Pangkalan Suriah, Pakai Pesawat Kargo Terbesar di Dunia

Tumbangnya Rezim al-Assad

Diketahui, rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad, tumbang setelah puluhan tahun berkuasa, Minggu(7/12/2024), ketika ibu kota Damaskus jatuh ke tangan oposisi.

Kelompok oposisi bersenjata terlibat dalam perjuangan panjang dalam upaya menjatuhkan rezim al-Assad, dikutip dari Middle East Monitor.
Berita Rekomendasi

Setelah bentrokan meningkat pada 27 November 2024, rezim al-Assad kehilangan banyak kendali atas banyak wilayah, mulai Aleppo, Idlib, hingga Hama.

Akhirnya, saat rakyat turun ke jalanan di Damaskus, pasukan rezim mulai menarik diri dari lembaga-lembaga publik dan jalan-jalan.

Sementara, kelompok oposisi mempererat cengkeraman mereka di pusat kota.

Dengan diserahkannya Damaskus ke oposisi, rezim al-Assad selama 61 tahun resmi berakhir.

Al-Assad bersama keluarganya diketahui melarikan diri dari Suriah, usai oposisi menguasai Damaskus.

Rezim al-Assad dimulai ketika Partai Baath Sosialis Arab berkuasa di Suriah pada 1963, lewat kudeta.

Pada 1970, ayah al-Assad, Hafez al-Assad, merebut kekuasaan dalam kudeta internal partai.

Setahun setelahnya, Hafez al-Assad resmi menjadi Presiden Suriah.

Ia terus berkuasa hingga kematiannya di tahun 2000, yang kemudian dilanjutkan oleh al-Assad.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas