Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1028: Zelensky Sebut Rusia Bakar Mayat Tentara Korea Utara di Kursk
Perang Rusia-Ukraina hari ke-1028: Presiden Ukraina Zelensky sebut Rusia bakar wajah mayat tentara Korea Utara di Kursk untuk menghilangkan jejak.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1028 pada Selasa (17/12/2024).
Pada pukul 01.12 waktu setempat, Angkatan Bersenjata melaporkan drone Rusia bergerak ke arah barat/barat daya di wilayah Sumy.
Pada pukul 03.25 waktu setempat, ancaman penggunaan UAV serang untuk wilayah Chernihiv dan Cherkasy, seperti diberitakan New Voice Ukraine.
Pasukan Rusia menduduki Annovka di wilayah Donetsk
Rusia merebut desa Annovka di wilayah Donetsk dan maju di dekat sejumlah pemukiman dekat Kurakhovo dan Pokrovsk, serta di wilayah Kursk di Federasi Rusia, menurut laporan analis DeepState, Senin (16/12/2024).
Setidaknya, Rusia maju di dekat Dalny, Uspenivka, Peschany, Storozhevoy, Trudovoy, Kurakhovo, Shevchenko dan Konstantinopolsky di wilayah Donetsk, serta dekat Kruglenkoye di wilayah Kursk.
Jerman Mungkin Bergabung dalam Perjanjian Gencatan Senjata Rusia-Ukraina
Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan Jerman mungkin ikut serta dalam mengamankan perjanjian gencatan senjata di masa depan antara Rusia dan Ukraina.
“Jika ada gencatan senjata, tentu saja komunitas Barat, mitra NATO, mungkin PBB dan Uni Eropa harus mendiskusikan bagaimana perdamaian dan gencatan senjata dapat terjamin," katanya, seperti diberitakan Reuters.
"Jelas bahwa Jerman, sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Eropa, akan memainkan peran penting dalam hal ini,” ujarnya,.
Namun, ia menegaskan masih terlalu dini untuk membicarakan format khusus pasukan penjaga perdamaian.
Baca juga: Rusia Terbirit Evakuasi Diplomatnya di Suriah, Ukraina Ambil Peran, Negara Teluk Kutuk Israel
Zelensky: Rusia Bakar Wajah Tentara Korea Utara yang Terbunuh untuk Sembunyikan Kerugian
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan militer Rusia membakar wajah tentara Korea Utara yang terbunuh untuk menutupi jumlah kerugian mereka.
"Militer Rusia benar-benar membakar wajah tentara Korea Utara yang terbunuh untuk menutupi kerugian mereka," kata Zelensky di Telegram, Senin.
“Bahkan setelah perang bertahun-tahun, ketika tampaknya tidak ada lagi sinisme dari pihak Rusia, kita masih melihat sesuatu yang lebih buruk,” lanjutnya.
Ini bukan pertama kalinya Rusia berusaha menyembunyikan kehadiran tentara Korea Utara.
Sebelumnya, mereka dilarang menampakkan wajah saat latihan, dan video bukti kehadiran mereka dicoba dimusnahkan.
AS: Masuknya Tentara Korea Utara ke Ukraina Dianggap sebagai Eskalasi Perang
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Matthew Miller mengatakan kemungkinan pengerahan pasukan Korea Utara ke Ukraina untuk berpartisipasi dalam permusuhan akan dianggap oleh AS sebagai peningkatan eskalasi konflik.
Matthew Miller mengomentari laporan kematian militer Korea Utara dan mereka yang ditempatkan di wilayah Kursk adalah target yang sah karena mereka berpartisipasi dalam perang dan dapat diserang oleh pasukan Ukraina sebagai kombatan.
"Amerika Serikat mengetahui kematian sebagian militer Korea Utara di medan perang di wilayah Kursk. Dan jika mereka melintasi perbatasan dengan Ukraina, ini akan dianggap sebagai eskalasi tambahan oleh pemerintah Rusia, serta pemerintah Korea Utara,” tegas juru bicara Departemen Luar Negeri AS, seperti diberitakan Ukrinform.
Sebelumnya, perwakilan Departemen Pertahanan AS, Jenderal Patrick Ryder, mengatakan tentara Korea Utara bisa saja tewas di wilayah Kursk.
12 Negara Eropa akan Lawan Armada Bayangan Rusia
Selama pertemuan puncak para pemimpin JEF di Tallinn, 12 negara Eropa menyetujui langkah-langkah untuk menghentikan dan menghalangi kapal armada bayangan Rusia.
Mereka adalah Denmark, Estonia, Finlandia, Jerman, Islandia, Latvia, Lituania, Belanda, Norwegia, Polandia, Swedia dan Inggris.
"Rusia menggunakan 'armada bayangan' untuk menghindari sanksi dan mengurangi dampaknya terhadap Rusia. Dua belas negara telah sepakat untuk menghentikan 'armada bayangan' Rusia untuk mencegah operasi ilegal dan meningkatkan pengeluaran Rusia untuk perang melawan Ukraina," kata pernyataan itu.
Menurut Perdana Menteri Estonia, Kristen Michal, armada bayangan Rusia merupakan ancaman terhadap keamanan, ekonomi, dan lingkungan Eropa.
“Mereka yang memilih untuk bekerja secara diam-diam harus menghadapi konsekuensinya. Kami mengambil tindakan terkoordinasi untuk menghalangi armada bayangan Rusia dan upaya mereka untuk menghindari sanksi,” tambah Michal.
Inggris, Denmark, Swedia, Polandia, Finlandia dan Estonia menginstruksikan otoritas maritim mereka untuk meminta bukti asuransi yang sesuai dari dugaan kapal bayangan yang melewati Selat Inggris, Selat Sabuk Besar Denmark, Selat Øresund antara Denmark dan Swedia, dan Teluk Finlandia.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)