Nyawa Putin Juga Terancam, Intelijen Rusia Kebobolan hingga Sekelas Jenderal Terkapar di Jalanan
Kematian Kirillov secara langsung menjadi pesan kalau pembunuhan juga bisa menyasar Vladimir Putin karena lemahnya intelijen Rusia
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Nyawa Putin Terancam, Intelijen Rusia Kebobolan hingga Sekelas Jenderal Terkapar di Jalanan
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (18/12/2024) membuat pengakuan langka atas kegagalan badan keamanan Rusia terkait pembunuhan seorang jenderal militer senior di Moskow yang diatur oleh Ukraina.
Pembunuhan Jenderal Igor Kirillov, Kepala Pasukan Perlindungan Radiasi, Kimia, dan Biologi Rusia, sepertinya menampar wajah Putin atas lemahnya badan keamanan Rusia melindungi sosok dan figur penting pemerintahan dan militer.
Jasad Kirillov terkapar di jalanan setelah terkena ledakan bom yang diatur oleh pihak Pasukan Khusus Ukraina.
Baca juga: Rusia Rebut 2 Desa Lagi di Ukraina Timur, Kota Industri Kurakhove Segera Jatuh ke Tangan Moskow
Kematian Kirillov secara langsung menjadi pesan kalau pembunuhan juga bisa menyasar Putin selaku pimpinanan tertinggi pemerintahan karena lemahnya pengamanan dari badan keamanan Rusia tersebut.
"Badan intelijen kita tidak menyadari serangan-serangan ini. Mereka tidak menyadari serangan-serangan ini. Itu berarti kita perlu meningkatkan kinerja ini," kata Putin dalam konferensi pers akhir tahunnya, menanggapi serangkaian serangan di dalam Rusia terhadap para pendukung Kremlin terkemuka di tengah serangan militer terhadap Ukraina.
Putin mewanti-wanti, apa yang menimpa Kirillov tidak boleh terjadi lagi. Putin menyebut kebobolan Dinas Keamanan Rusia ini sebagai masalah sangat serius, merujuk pada keamanan dirinya yang potensial juga terancam.
"Kita tidak boleh membiarkan kesalahan-kesalahan yang sangat serius seperti ini terjadi," kata Putin.
FSB Tangkap Tersangka Pembunuhan Jenderal Rusia
Terkait pembunuhan Jenderal Igor Kirillov, Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) menangkap tersangka yang merupakan seorang warga negara Uzbekistan berusia 29 tahun.
FSB Rusia melakukan operasi gabungan dengan Kementerian Dalam Negeri dan Komite Investigasi Rusia untuk mengidentifikasi dan menangkap pelaku.
Hasilnya, seorang pria kelahiran 1995 berhasil ditangkap setelah meledakkan alat peledak rakitan di dekat bangunan tempat tinggal di Jalan Ryazansky, Moskow.
Dikutip dari TASS, pelaku direkrut oleh dinas khusus Ukraina untuk melancarkan serangan ini.
Menurut laporan dari FSB, pelaku dijanjikan hadiah sebesar 100.000 dollar AS dan perjalanan ke salah satu negara Uni Eropa sebagai imbalan atas aksinya.