Ukraina: Tentara Korea Utara Tidak Tahu Drone Itu Berbahaya dan Mereka Bisa Jadi Sasaran Empuk
Pasukan Korea Utara tidak menyadari bahwa drone itu berbahaya dan mereka menjadi sasaran empuk, kata pasukan Ukraina.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Para pejabat dan tentara Ukraina mengatakan kepada The Washington Post bahwa pasukan Korea Utara sering terbunuh oleh drone atau pesawat tak berawak yang tampaknya tidak mereka anggap berbahaya atau mematikan.
Laporan tersebut, menunjukkan adanya kesenjangan pengetahuan mengenai pasukan yang dikirim oleh Kim Jong Un untuk mendukung invasi Rusia.
Efektivitas drone merupakan ciri khas perang di Ukraina.
Tentara berpengalaman di sana telah menjelaskan kepada Business Insider tentang ketakutan jika ada drone yang terbang di atas mereka.
Namun, pasukan Korea Utara terbilang masih baru dalam perang ini.
Tiga tentara Ukraina yang bertempur di wilayah Kursk, Rusia, mengatakan kepada The Washington Post bahwa rombongan pasukan Korea Utara bergerak maju ke posisi Ukraina yang dipenuhi drone dan pertahanan lainnya.
"Kami sangat terkejut; kami belum pernah melihat yang seperti ini — 40 hingga 50 orang berlarian melintasi lapangan," kata seorang komandan pesawat tanpa awak Ukraina kepada Post.
"Drone FPV, artileri, dan senjata lainnya menyerang mereka karena mereka bergerak di lapangan terbuka," katanya.
"Anda bisa bayangkan akibatnya."
Operator pesawat nirawak lainnya, Artem, mengatakan kepada media tersebut bahwa alih-alih lari dari pesawat nirawak, pasukan Korea Utara justru menembaki mereka "tanpa pandang bulu," sementara yang lain terus bergerak seolah tidak menghiraukan drone-drone itu.
Banyak yang tewas, katanya.
Baca juga: Zelensky Curhat Butuh Pasukan Rebut Jajahan, Prajurit Korea Utara Merugi, Kilang Minyak Rusia Hancur
Selama operasi drone malam hari, Artem mengatakan, dia mengenali tiga tentara berdasarkan tanda panas mereka pada kamera termal.
Ia awalnya mengantisipasi hanya bisa menargetkan satu orang, tetapi ketika dua prajurit lainnya tidak bergerak cepat, Artem dan rekan-rekannya menyerang ketiganya.
Ia menyebut, pengalaman itu aneh.
"Itu adalah pertama kalinya rasanya seperti memainkan simulator komputer dalam easy mode."
Pada hari Senin (16/12/2024), juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan pasukan Korea Utara telah bergerak ke garis depan dan secara aktif terlibat dalam operasi tempur.
Selama jumpa pers di hari yang sama, sekretaris pers Pentagon Mayjen Patrick Ryder mengatakan mereka memiliki indikasi bahwa tentara Korea Utara yang terlibat dalam pertempuran di Kursk telah menderita kerugian.
Setidaknya 30 tentara Korea Utara tewas atau terluka selama operasi penyerangan di dekat desa Plekhovo, Vorozhba, dan Martynovka di atau dekat wilayah Kursk akhir pekan lalu, kata intelijen militer Ukraina (GUR) pada hari Senin.
Beberapa ratus tentara Korea Utara tewas atau terluka dalam pertempuran di wilayah Kursk, ujar seorang pejabat militer senior kepada Associated Press pada hari Selasa (17/12/2024).
Pada hari Selasa, GUR mengatakan, pasukan Korea Utara telah mendirikan pos pengamatan tambahan, karena takut akan serangan pesawat nirawak Ukraina setelah menderita kerugian serius.
Setidaknya 100 tentara Korea Utara tewas, 1.000 lainnya terluka dalam pertempuran di Rusia, kata intelijen Korea Selatan
Korea Utara mungkin akan mengirim lebih banyak pasukan ke Rusia meskipun ada korban jiwa, kata Intelijen Nasional Korea Selatan kepada anggota parlemen selama rapat pada hari Kamis (19/12/2024), ABC News melaporkan.
Setidaknya 100 tentara Korea Utara tewas, dan lebih dari 1.000 lainnya terluka selama pertempuran di Kursk, Rusia, kata anggota parlemen Korea Selatan Lee Sung-kwon.
Perkiraan AS dan Ukraina menunjukkan, ada sekitar 10.000-12.000 tentara Korea Utara saat ini di dalam Rusia, dengan fokus mereka di wilayah Kursk.
Pejabat Ukraina dan Amerika sekarang mengatakan, pasukan Korea Utara secara aktif terlibat dalam pertempuran dan menelan korban jiwa.
Intelijen Nasional Korea Selatan menemukan bukti yang menunjukkan bahwa ada banyak korban dari pihak Korea Utara termasuk pejabat senior selama serangan rudal, pesawat nirawak, dan latihan militer, kata Lee pada hari Kamis.
Baca juga: Alasan Rusia Sembunyikan Pasukan Korea Utara, Laser Tryzub Ukraina Bisa Hancurkan Pesawat dari 2 Km
Alasan mengapa ada begitu banyak korban meskipun hanya ada sedikit pertempuran adalah karena tentara Korea Utara dikerahkan sebagai "pasukan kejut" atau pasukan penyerang garis depan di lapangan terbuka yang tidak dikenal dan tidak memiliki kemampuan untuk menanggapi pesawat nirawak, kata Lee.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)