Channel 12: Hamas Belum Setor Daftar Sandera Hidup untuk Ditukar dalam Kesepakatan Gencatan Senjata
Negosiasi gencatan senjata terus berlanjut tapi Hamas belum menyerahkan daftar sandera hidup untuk pertukaran dalam gencatan senjata dengan Israel.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Hamas masih belum menyerahkan daftar sandera hidup yang ditahan di Jalur Gaza, yang seharusnya dipertukarkan dalam kesepakatan gencatan senjata dengan Israel, menurut laporan berita televisi, Channel 12 pada Sabtu (21/12/2024).
Channel 12 melaporkan, meskipun Hamas belum memberikan daftar nama, pejabat Israel yakin ada kemajuan dalam negosiasi yang sedang berlangsung.
Media berbahasa Ibrani itu juga melaporkan, Kepala Korps Intelijen IDF, Mayjen Shlomi Binder melakukan kunjungan ke Kairo untuk bertemu dengan pejabat Mesir.
Laporan itu menjelaskan kunjungan tidak difokuskan pada pembicaraan penyanderaan, tetapi lebih pada kerjasama keamanan.
Namun, Channel 12 mengungkapkan bahwa Israel membantah laporan tersebut dengan menyebut Binder tidak mengunjungi Kairo.
Di sisi lain, delegasi Hamas, Jihad Islam Palestina, serta Front Populer untuk Pembebasan Palestina berkumpul di Kairo pada Jumat (20/12/2024) untuk membahas gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.
Dalam pernyataan tertulis, Hamas menyatakan, kesepakatan gencatan senjata "lebih dekat dari sebelumnya", jika Israel berhenti menetapkan persyaratan baru.
Ketiga kelompok tersebut diyakini menyandera warga yang diculik dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan.
Faksi-faksi tersebut menekankan pentingnya menghentikan agresi terhadap rakyat mereka, yang tampaknya merujuk pada tuntutan Hamas untuk gencatan senjata permanen.
Gencatan senjata menjadi isu utama dalam perundingan tersebut.
Hamas menuntut agar pertempuran diakhiri secara permanen. Sementara Israel hanya ingin jeda sementara di mana sandera dibebaskan dan pertempuran dilanjutkan.
Diplomat Arab mengatakan kepada The Times of Israel bahwa Israel menginginkan perjanjian yang menyatakan gencatan senjata sebagai "akhir dari operasi militer."
Sementara Hamas menuntut agar teks perjanjian tersebut menyatakan bahwa gencatan senjata akan "mengakhiri perang."
Baca juga: Sinyal Positif Gencatan Senjata Israel-Hamas, Kapan Terwujud?
Dalam wawancara dengan The Wall Street Journal yang diterbitkan pada Jumat (20/12/2024), Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan hanya akan setuju untuk gencatan senjata sementara sebagai bagian dari kesepakatan pembebasan sandera.