TRIBUNNEWS.COM - Pihak Kepolisian Magdeburg, Jerman terus menyelidiki seorang dokter asal Arab Saudi yang menjadi pelaku penyerangan Pasar Natal pada hari Jumat (21/12/2024).

Karena aksi sang pelaku dalam serangan tabrak lari di pasar Natal di kota Magdeburg tersebut, setidaknya lima orang tewas dan puluhan orang lainnya mengalami luka-luka.

Tersangka berusia 50 tahun yang berprofesi sebagai seorang psikiater tersebut diketahui telah tinggal di Jerman selama hampir dua dekade.

Ia ditangkap di lokasi kejadian beberapa saat setelah melakukan serangan yang kira-kira berdurasi tiga menit tersebut.

Polisi tidak mengungkapkan nama tersangka, namun sejumlah media Jerman mengidentifikasi sosok pelaku dengan nama Taleb A.

Pengemudi tersebut membawa kendaraannya menuju titik keluar darurat pasar natal secara perlahan sebelum mengarahkan diri ke kerumunan.

Setelah menembus titik keluar darurat pasar secara perlahan, pelaku kemudian mempercepat laju mobilnya dan menabrak kerumunan, kata seorang pejabat kepolisian kota kepada wartawan.

Mereka yang tewas adalah seorang anak berusia sembilan tahun dan empat orang dewasa, kata pejabat kota Magdeburg, Ronni Krug.

Krug juga menambahkan bahwa sekitar 41 orang terluka, beberapa di antaranya menderita luka serius atau mengalami kondisi kritis.

"Saya tidak tahu bagaimana dengan Anda, tetapi saya mengaitkan pasar Natal dengan anggur panas dan bratwurst, dan kemarin orang-orang meninggal di area ini. Lainnya sedang berjuang untuk hidup mereka," kata Krug.

"Betapa kejamnya tindakan ini, melukai dan membunuh begitu banyak orang dengan begitu brutal," kata Kanselir Olaf Scholz saat mengunjungi kota itu, di mana ia meletakkan sebuah mawar putih di gereja.

Baca juga: Serangan Mobil di Pasar Natal Magdeburg Jerman: 5 Orang Tewas Termasuk Anak Berusia 9 Tahun

Pihak berwenang menutup pasar untuk sisa musim tersebut.

Pelaku Dikenal Vokal terkait Masalah Imigrasi

Serangan pada Jumat malam terhadap kerumunan yang berkumpul untuk merayakan musim Natal ini pun memperuncing perdebatan sengit di Jerman mengenai masalah keamanan dan imigrasi menjelang pemilu nasional pada bulan Februari.