Ukraina: Tiga Jasad Prajurit Musuh Buktikan Rusia Palsukan Identitas Pasukan Korea Utara
Militer Ukraina menuding Rusia berusaha menyembunyikan identitas tentara Korea Utara yang dikerahkan ke wilayah Kursk, di dekat perbatasan.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Militer Ukraina menuding Rusia berusaha menyembunyikan identitas tentara Korea Utara yang dikerahkan ke wilayah Kursk, di dekat perbatasan.
Komando Pasukan Operasi Khusus Ukraina (SOF), seperti dilaporkan Ukrinform, menyebut bahwa penyamaran dilakukan dengan memberi tanda pengenal palsu.
SOF mengklaim telah menembak mati tiga prajurit Kim Jong Un di wilayah Kursk, pasukan khusus Ukraina juga telah mengambil tanda pengenal yang tertinggal dari pakaian mereka.
Baca juga: Sebagian Besar Wilayah Pokrovsk dan Kurakhovo Telah Dikuasai Rusia
Menurut SOF dalam unggahannya, kartu pengenal militer ini tidak berstempel, tidak ada foto, patronimik ditulis dengan cara Rusia, dan tempat lahirnya dicatat sebagai Republik Tuva.
Tuva adalah negara bagian Rusia yang terletak di bagian ujung selatan dari Siberia atau berada di dekat Asia Tengah berbatasan dengan Mongolia.
"Namun yang paling menarik adalah tanda tangan pemegangnya. Tanda tangan tersebut dibuat dalam bahasa Korea, yang menunjukkan asal sebenarnya dari para tentara ini," kata SOF.
Berdasar kartu pengenal yang tertera, nama mereka adalah Kim Kang Solat Albertavich, Dongnk Dzhan Suropovich dan Belek Aganak Kap-oolovich.
Namun berdasar penyelidikan SOF, nama sebenarnya dari tiga korban tewas adalah Ban Guk Jin, Lee Dae Hyuk dan Cho Cheol Ho.
"Kasus ini sekali lagi menegaskan bahwa Rusia menggunakan berbagai metode untuk menyembunyikan kekalahannya di medan perang dan menyembunyikan kehadiran pihak asing," tegas SOF.
Sudah 200 Jadi Korban
Sebelumnya, Andrii Kovalenko, Kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi (CCD) di bawah Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina mengatakan bahwa sekitar 200 pasukan Korut telah gugur dan terluka di garis depan Kursk.
Dalam unggahan telegramnya, Kovalenko mengatakan, hingga saat ini, totalnya melebihi 200 korban.
"Meskipun Rusia berupaya menyembunyikan kemunduran mereka dengan segera mengevakuasi yang terluka, video serangan terhadap pasukan Korea Utara, kegagalan mereka, dan gambar tubuh mereka kini beredar di publik. Rekaman dari rumah sakit juga telah muncul," tulis Kovalenko.
Baca juga: Serangan Brutal Tentara Korea Utara di Kursk, 8 Pasukan Rusia Tewas, Terkendala Bahasa
Kovalenko menambahkan bahwa Rusia kurang memperhatikan kehidupan tentara Korea Utara.
"Lebih jauh, komandan Rusia secara terbuka menyatakan ketidakpuasan dengan kehadiran warga Korea Utara, yang mereka klaim 'tidak mengerti bahasanya dan sama sekali tidak kompeten.' Pelatihan mereka untuk peperangan modern tidak memadai, dan mereka sering dikirim untuk melakukan serangan infanteri dari daerah hutan, terkadang bersama pasukan Rusia," katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa Tiongkok berusaha untuk tidak mempublikasikan keterlibatan pasukan Korea Utara dalam pertempuran di wilayah Kursk Rusia. Namun, informasi ini semakin banyak muncul di media Asia dan Barat.
Seperti yang dilaporkan sebelumnya oleh Ukrinform, unit penyerang pasukan Korea Utara telah diisi ulang dengan personel baru setelah kerugian besar yang terjadi selama operasi di wilayah Kursk Rusia.
Informasi lain menyebutkan bahwa saat ini sebanyak 100 prajurit Korea Utara telah tewas dan 1.000 lainnya mengakami luka-luka.
Intel Barat menyebutkan bahwa sebanyak 11.000 pasukan dari Korea Utara telah dikerahkan ke Rusia untuk berperang melawan Ukraina. Sebagian dari mereka kini telah masuk garis depan di Kursk.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.