Khamenei Bantah Kendalikan Proksi: Iran Tak Butuh Perwakilan di Kawasan
Khamenei membantah klaim bahwa Iran memerintahkan kelompok-kelompok bersenjata seperti Hizbullah di Lebanon, Hamas di Gaza, atau Houthi di Yaman.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
Kerugian besar juga dialami oleh kelompok-kelompok bersenjata yang didukung Iran.
Di Lebanon, Hizbullah kehilangan sekitar 3.000-4.000 anggotanya sejak konflik dengan Israel dimulai pada Oktober 2023.
Serangan Israel di Beirut bahkan menewaskan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan sejumlah komandan senior lainnya.
Di Gaza, Hamas menghadapi tantangan besar setelah lebih dari setahun pemboman Israel.
Dilaporkan bahwa 17.000 anggota Hamas telah tewas sejak konflik dimulai, dan infrastruktur kelompok itu mengalami kerusakan parah.
Sementara itu, Houthi di Yaman juga menjadi sasaran serangan Amerika Serikat dan Inggris atas aktivitas mereka di Laut Merah.
Houthi secara terbuka menyatakan dukungan kepada Hamas sebagai solidaritas terhadap Gaza.
Situasi di Suriah: Jatuhnya Bashar al-Assad
Kondisi di Suriah menambah beban bagi Iran.
Jatuhnya Presiden Bashar al-Assad, sekutu strategis Iran di kawasan, menjadi pukulan telak bagi poros perlawanan anti-Israel yang dipimpin Teheran.
Assad selama ini berperan sebagai penghubung utama untuk menyuplai senjata ke Hizbullah di Lebanon.
Khamenei menyebut situasi ini sebagai “kemunculan kekuatan baru” di Suriah dan mendorong pemuda negara itu untuk melawan ketidakamanan yang dirancang oleh musuh-musuh mereka.
Namun, kehilangan sekutu seperti Assad membuat Iran semakin terisolasi dalam mempertahankan pengaruhnya di kawasan.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)