Rusia Bantah Isu Perceraian Asma al-Assad dengan Bashar al-Assad
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan Asma al-Assad, istri mantan presiden Suriah Bashar al-Assad tidak mengajukan cerai terhadap suaminya.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
Kehidupannya berubah drastis ketika ia menikah dengan Bashar al-Assad pada tahun 2000.
Saat itu, Bashar baru saja menggantikan ayahnya sebagai Presiden Suriah.
Sebagai ibu negara Suriah, Asma menjadi pusat perhatian internasional.
Ia dikenal sebagai sosok modern dan berpengaruh yang mencoba mencitrakan Suriah sebagai negara yang maju dan terbuka.
Pada tahun 2011, Vogue bahkan memprofilkannya dalam artikel kontroversial yang menyebutnya "bunga mawar di padang pasir."
Citra ini berubah drastis ketika perang saudara pecah di Suriah pada tahun 2011.
Asma dikritik karena tetap mendukung suaminya di tengah tuduhan kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh rezim Assad.
Selama konflik yang berlangsung lebih dari satu dekade, Asma tetap setia mendampingi suaminya.
Pada tahun 2016, ia mengungkapkan menolak tawaran untuk meninggalkan Suriah demi mendukung Bashar.
Asma juga menghadapi tantangan pribadi, termasuk diagnosis kanker payudara pada tahun 2018 yang kemudian berhasil diatasi.
Pada Mei 2024, ia didiagnosis menderita leukemia, yang memaksanya menarik diri dari sebagian besar aktivitas publik.
Suaka Rusia
Setelah jatuhnya rezim Assad, keluarga ini mendapatkan suaka di Rusia, sekutu utama mereka selama perang.
Meskipun hubungan mereka dengan Moskow memberikan perlindungan, keberadaan keluarga Assad di Rusia dianggap sebagai beban politik bagi Kremlin, terutama karena Rusia berusaha membangun hubungan dengan pemimpin baru Suriah.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)