Momen Penumpang Azerbaijan Ucap Syahadat Sebelum Pesawat Jatuh, Berniat Kirim Video ke Istri
Penumpang pesawat Azerbaijan Airlines yang mengalami kecelakaan di Kota Aktau, Kazakhstan pada Rabu (25/12/2024) sempat mengirim video kepada istri.
Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria, penumpang pesawat Azerbaijan Airlines yang mengalami kecelakaan di Kota Aktau, Kazakhstan pada Rabu (25/12/2024) sempat berniat mengirimkan video kepada sang istri.
Pria paruh baya tersebut merekam detik-detik sebelum pesawat jatuh.
Ia merekam bagian depan pesawat yang menampakkan beberapa masker oksigen telah turun.
Lelaki yang menggunakan pakaian dan topi hitam tersebut hanya mengucap syahadat dan takbir berkali-kali.
Video berdurasi satu menit 29 detik tersebut diunggah akun X @BNODesk.
"Salah satu penumpang pada Penerbangan 8243 Azerbaijan Airlines mengirim video kepada istrinya beberapa menit sebelum kecelakaan."
"Dalam video tersebut, terdengar penumpang tengah berdoa dan beberapa masker oksigen sudah terpasang down," tulis portal berita yang berbasis di Amerika Serikat tersebut.
Tak berselang lama, pria yang sama mengabadikan dirinya termasuk penumpang yang selamat.
Pria tersebut merekam bangkai pesawat Azerbaijan Airlines dari luar. Nampak badan pesawat bagian belakang masih utuh.
Sementara bagian depan pesawat hancur.
Baca juga: Ajaib! Banyak Penumpang Selamat Saat Pesawat Azerbaijan Airlines Jatuh dan Meledak di Kazakhstan
Ia hanya mengucap takbir 'Allahu akbar' dalam video berdurasi 43 detik tersebut.
Wajah yang terekam di bagian awal memperlihatkan pria tersebut hanya mengalami luka ringan.
"Penumpang yang memanjatkan doa terakhir di pesawat Azerbaijan Airlines selamat dengan luka ringan," tulis akun X @MenchOsi.
Diberitakan sebelumnya, pesawat Azerbaijan Airlines nomor J2-8243 mengalami kecelakaan di dekat Kota Aktau, Kazahstan, pada Rabu (25/12/2024) membawa 67 orang.
Penerbangan Azerbaijan Airlines J2-8243 sedang melakukan perjalanan dari Ibu Kota Azerbaijan, Baku, ke Grozny di wilayah Chechnya, Rusia ini menewaskan 38 orang.
Menurut pejabat Kazakhstan, penumpang pesawat itu termasuk 42 warga negara Azerbaijan, 16 warga negara Rusia, enam warga negara Kazakhstan, dan tiga warga negara Kirgistan, dikutip dari CBC News.
Sementara 29 penumpang lainnya dinyatakan selamat, 11 di antaranya dilarikan ke unit perawatan intensif untuk dipantau kondisinya.
Data pelacakan penerbangan dari FlightRadar24.com menunjukkan, pesawat itu bergerak ke kanan saat mendekati bandara di Aktau, ketinggiannya naik turun secara signifikan selama menit-menit terakhir penerbangan.
Dalam posting online terpisah FlightRadar24 mengatakan pesawat itu menghadapi "gangguan GPS yang kuat" yang "membuat pesawat mengirimkan data ADS-B yang buruk".
Ini mengacu pada informasi yang memungkinkan situs web pelacakan penerbangan mengikuti pesawat yang sedang terbang. Rusia sebelumnya telah disalahkan karena mengganggu transmisi GPS di wilayah yang lebih luas.
Pihak berwenang di Kazakhstan mengatakan bahwa sebuah komisi pemerintah telah dibentuk untuk menyelidiki apa yang telah terjadi.
Menyusul berita kecelakaan itu, Ilham Aliyev, Presiden Azerbaijan, mempersingkat kunjungannya ke Rusia.
Seharusnya ia menghadiri pertemuan puncak informal para pemimpin Persemakmuran Negara-negara Merdeka, sebuah kelompok negara-negara bekas Soviet, kata kantornya dalam sebuah pernyataan.
Di antara mereka yang menyampaikan belasungkawa adalah Vladimir Putin. Presiden Rusia telah menyampaikan belasungkawa kepada Aliyev, kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
“Sayangnya, Presiden Azerbaijan Aliyev terpaksa meninggalkan St. Petersburg [tempat ia mengadakan pertemuan puncak]. Putin telah meneleponnya dan menyampaikan belasungkawa terkait dengan jatuhnya pesawat Azerbaijan di Aktau,” kata Peskov dikutip dari Reuters.
“Kami sangat bersimpati kepada mereka yang kehilangan keluarga dan teman dalam kecelakaan pesawat ini dan mendoakan agar semua yang berhasil selamat segera pulih.”
Ibu negara Azerbaijan, Mehriban Aliyeva, yang juga merupakan wakil presiden negara tersebut, mengatakan “sangat sedih mendengar berita hilangnya nyawa yang tragis dalam kecelakaan pesawat di dekat Aktau”.
"Saya menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga dan orang-orang terkasih para korban. Semoga mereka diberi kekuatan dan kesabaran! Saya juga mendoakan agar para korban luka segera pulih," katanya di Instagram.
Kronologi Kecelakaan
Pesawar Embraer 190 yang sedang menuju Kota Rusia Grozny, Kaukus Utara ini, mencoba melakukan pendaratan darurat sekitar 3 kilometer (1,8 mil) dari Aktau.
Berbicara pada konferensi pers, Presiden Azerbaijan mengatakan, masih terlalu dini untuk berspekulasi tentang alasan di balik kecelakaan itu, tetapi cuaca telah memaksa pesawat berubah dari jalur yang direncanakan.
"Informasi yang diberikan kepada saya adalah bahwa pesawat tersebut mengubah jalurnya antara Baku dan Grozny karena kondisi cuaca yang memburuk dan menuju ke bandara Aktau, di mana pesawat tersebut jatuh saat mendarat," kata Ilham Aliyev.
Namun, otoritas penerbangan sipil Rusia, Rosabiatsia mengatakan bahwa informasi awal menunjukkan bahwa pilot mengalihkan pesawat ke Aktau setelah tabrakan dengan burung.
Dalam video yang beredar di media sosial, pesawat berputar-putar tak menentu di landasan sebelum jatuh, dikutip dari CNN. (*)
(Tribunnews.com/ Siti N/ Farrah)