Pakar Militer Sebut Pasukan Israel di Gaza Kini Punya Masalah Besar yang Bisa Jadi Bencana
Pakar militer Israel mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza punya masalah besar yang bisa memicu bencana bagi Israel.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM – Pakar militer Israel mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza punya masalah besar yang bisa memicu bencana bagi Israel.
Avi Askhenazi, nama pakar itu, dengan tegas mengatakan masalah itu ialah burnout atau kelelahan fisik dan mental.
Askhenazi yang menjadi kontributor media Israel Maariv menyebut burnout merupakan perkara besar, tetapi tidak terperikan.
Menurutnya, perang di Gaza yang sudah berlangsung hampir 1,5 tahun membuat para tentara Israel merasa tidak nyaman dan memunculkan kesalahan di medan tempur.
Awalnya Askhenazi menyinggung tewasnya seorang kapten Israel di Gaza yang bernama Amit Levi.
Kematian Levi masih misterius. Belum diketahui dengan pasti apakah dia tewas ditembak oleh rekan sendiri ataukah diserang pejuang Hamas.
Pada saat kejadian, pasukan Levi sedang bergerak di atas sebuah kendaraan. Kendaraan itu melaju tanpa penerangan.
Diyakini ada ada pasukan lain yang beroperasi di area itu dan melepaskan tembakan setelah melihat gerakan misterius.
“Tampaknya pasukan Levi didentifikasi sebagai pasukan musuh [oleh pasukan Israel lainnya] dan tidak ada koordinasi di antara dua pasukan itu,” kata Askhenazi dalam kolom di Maariv hari Kamis, (26/12/2024).
Namun, hingga kini belum ada konfirmasi dari IDF mengenai penyebab pasti kematian misterius Levy.
Lalu, Askhenazi mengatakan Divisi 99 dan 162 IDF sudah beroperasi di Gaza selama berbulan-bulan. Tingkat keletihan kedua divisi itu sangat tinggi.
Baca juga: Rudal Hipersonik Houthi Yaman Sasar Bandara Ben Gurion Tel Aviv, Israel Kunci Separuh Wilayahnya
Dia mengatakan tentara Israel yang beroperasi di tempat yang sama memunculkan burnout.
“Tentara mulai membuat kesalahan, fokus dalam misi mulai berkurang, ketegangan operasional berkurang, risiko kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa meningkat,” kata seorang narasumber militer yang dikutip oleh Askhenazi.
Askhenazi mengatakan tentara Israel dikerahkan terlalu lama di medan tempur akan merasa lebih aman dan kurang terancam. Hal itu membuat banyak musuh bisa mendekat tanpa diketahui.
“Ada kekacauan di dalam batalion. Para tentara dan komandan sudah letih. Ada masalah dengan para penjaga, ada masalah dengan keputusan komandan kompi yang merencanakan keluarnya kita dari posisi bertahan dengan cara yang berbahaya,” kata salah satu tentara Israel yang terluka karena kecelakaan.
Askhenazi menyebut IDF telah mengakui bahwa keletihan tentara akibat operasi militer memang tinggi, terutama di Divisi 162 dan 99 yang hanya beroperasi di Gaza.
Sementara itu, satuan dan divisi lain beroperasi di zona tempur berbeda, misalnya di Israel, Lebanon, dan Suriah.
Banyak tentara Israel alami trauma
Awal tahun ini media-media Israel menyebutkan bahwa ada banyak tentara Israel yang mengalami trauma dan stres setelah dibebastugaskan dari operasi di Gaza.
Salah satu dari mereka bahkan dilaporkan menembak kawan sendiri di Tel Aviv.
“Seorang tentara Israel yang baru-baru saja kembali dari pertempuran di Jalur Gaza membunuh kawannya di dalam apartemen,” demikian laporan Channel 12.
Sementara itu, Haaretz pada bulan Desember 2023 menyebut sebanyak 18 persen dari tentara Israel yang ikut dalam serangan di Gaza mengalami masalah kesehatan mental.
Salah seorang dari mereka ada yang tiba-tiba bangun dari mimpi buruk lalu menembakkan senjata.
Jumlah tentara Israel yang tewas
IDF mengklaim jumlah tentara Israel yang tewas sejak perang meletus ialah 822 personel.
Sebanyak 390 di antaranya tewas sejak operasi militer Israel di Gaza. Adapun korban luka mencapai 5.524 tentara.
Di sisi lain, warga Palestina yang tewas karena serangan Israel kini mencapai lebih dari 45.000 orang. Sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Baca juga: Tentara Israel Mundur dari 3 Kota di Lebanon Selatan setelah Negosiasi dengan UNIFIL
(Tribunnews/Febri)