Penguasa Baru Suriah Tangkap Pejabat Militer Era Assad Terkait Kekejaman di Saydnaya
Seorang pejabat peradilan militer pada masa pemerintahan Bashar Al-assad telah ditangkap oleh pemimpin baru Suriah pada Kamis (26/12/2024).
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pejabat peradilan militer pada masa pemerintahan Bashar Al-assad telah ditangkap oleh pemimpin baru Suriah pada Kamis (26/12/2024).
Pejabat militer era Assad, Mohammed Kanjo Hassan diduga menjadi sosok yang menjatuhkan hukuman mati bagi para tahanan di penjara Saydnaya yang terkenal kejam.
Asosiasi Tahanan dan Orang Hilang Penjara Saydanaya mengungkapkan bahwa Kanjo telah menjadi pemimpin pengadilan lapangan militer Suriah selama 3 tahun, dikutip dari AL-Arabiya.
Pada tahun 2011-2014, mulailah peperangan atas tindakan keras Al-Assad.
Pendiri asosiasi tersebut, Diab Serriya mengatakan, setelah dianggap berhasil menjadi pemimpin pengadilan lapangan militer di Suriah, ia ditunjuk sebagai kepala peradilan militer di seluruh negeri.
Serriya menjelaskan bahwa kejahatan dan kekemajaman di penjara Saydnaya dimulai.
Kanjo memberikan vonis hukuman mati kepada ribuan tahanan.
Penjara Saydnaya terkenal menjadi tempat eksekusi di luar hukum.
Tidak hanya itu, banyak tahanan yang mengalami penyiksaan selama di penjara.
Banyak tahanan yang hilang dan tidak diketahui keberadaannya hingga saat ini.
40 Mayat Berasal dari Penjara Saydnaya Ditemukan di RS Harasta
Kelompok oposisi Suriah mengatakan telah menemukan puluhan mayat yang merupakan korban penyiksaan di RS Harasta, dekat Damaskus pada Senin (9/12/2024).
Seorang dari faksi pemberontak, Mohammed al-Hajj mengatakan, 40 mayat ditemukan dengan kondisi berada di dalam kantong yang bertuliskan nomor dan nama di kamar mayat rumah sakit tersebut.
Baca juga: Pertahanan Sipil Suriah: Kami Belum Temukan Ruang Bawah Tanah Rahasia di Penjara Saydnaya
"Saya membuka pintu kamar mayat dengan tangan saya sendiri, pemandangannya mengerikan: sekitar 40 mayat ditumpuk memperlihatkan tanda-tanda penyiksaan yang mengerikan," kata Mohammed al-Hajj kepada AFP.
Kondisi ini juga terungkap dalam foto dan rekaman video yang dirilis oleh AFP.
Para korban ini mengalami tanda-tanda penyiksaan yang sangat jelas.
Luka yang mereka alami hingga memar terlihat sangat jelas dalam foto-foto tersebut.
Dalam rekaman video juga terlihat kain yang membungkus tulang-tulang korban.
Mayat-mayat yang dimasukkan ke dalam kantong plastik atau dibungkus kain putih memiliki perekat berisi coretan nomor-nomor dan ada juga yang diberi nama.
Beberapa di antaranya ada yang tampaknya baru saja terbunuh.
Mayat-mayat di RS Harasta Diduga Berasal dari Penjara Sednaya
Omar al-Hajj dari Al Jazeera, yang memperoleh akses eksklusif ke rumah sakit tersebut, mengatakan penyelidikan mayat-mayat yang ditemukan sedang dilakukan.
Penyelidikan dilakukan untuk mengetahui apakah jenazah korban tersebut berasal dari penjara Sednaya yang terkenal kejam.
Hal tersebut terungkap dari seorang mantan karyawan rumah sakit Harasta.
Ia mengatakan bahwa Harasta digunakan sebagai titik berkumpul bagi para korban penyiksaan.
"Karyawan tersebut biasa mengendarai tangki air dan ditugaskan oleh rumah sakit untuk mengikuti truk yang digunakan untuk membawa jenazah dari penjara Sednaya,” lapor al-Hajj.
Menurut pengakuan mantan karyawan yang tidak disebutkan namanya tersebut, tangki air digunakan untuk menghilangkan jejak.
"Mantan karyawan itu mengatakan, kadang-kadang, jenazah dibawa ketika jumlahnya mencapai batas tertentu di penjara, mungkin satu atau dua ratus. Tangki air mengikuti truk yang membawa jenazah dan digunakan untuk membersihkan bau atau cairan yang keluar dari jenazah," katanya.
Menurut pemantau perang Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berpusat di Inggris, sekitar 60.000 orang telah terbunuh karena penyiksaan atau karena kondisi yang mengerikan di pusat-pusat penahanan al-Assad.
Ini terjadi sejak dimulainya pemerintahan presiden Bashar Al-Assad.
Sejak itu, Bashar Al-Assad diduga telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan melakukan penyiksaan.
Dengan ini, Hajj berharap dapat mengungkap kejahatan-kejahatan Al-assad lainnya di penjara maupun pusat penahanan selama masa transisi berlangsung.
Sebagai informasi, saat ini Assad telah digulingkan oleh kelompok pemberontak dalam serangan besar-besaran yang berpuncak pada perebutan ibu kota Damaskus pada Minggu (8/12/2024)
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Konflik Suriah