Pendukung Yoon Suk Yeol Kibarkan Bendera Amerika dan Bawa Poster Stop the Steal, Apa Artinya?
Mengapa pendukung presiden Korea Selatan yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, mengibarkan bendera AS?
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Penyelidik Korea Selatan berupaya menangkap Presiden Yoon Suk Yeol, yang dimakzulkan, di kediamannya pada hari Jumat (3/1/2024) sebagai buntut dari aksi darurat militer yang dikeluarkannya pada 3 Desember lalu.
Namun, penyelidik gagal menangkap Yoon Suk Yeol karena dihalangi oleh pasukan keamanan beserta para pendukungnya.
Di luar kediaman Yoon Suk Yeol, para pendukungnya mengibarkan bendera Amerika Serikat di samping bendera Korea Selatan.
Selain itu, mereka juga membentangkan slogan-slogan "Stop the Steal". Apa artinya?
Mengutip The Guardian, bagi orang luar, kombinasi simbol ini mungkin tampak membingungkan.
Namun, bagi para pendukung Yoon, Amerika Serikat mewakili lebih dari sekadar sekutu: Amerika adalah sebuah cita-cita yang mereka persepsikan.
Simbolisme bendera AS adalah deklarasi tatanan budaya dan spiritual, yang menurut mereka sedang terancam.
Sambil memegang kedua bendera, seorang pendukung Yoon bernama Pyeong In-su (74) mengatakan bahwa polisi harus dihentikan oleh warga negara yang patriotik.
Ia berharap presiden terpilih AS, Donald Trump, dapat membantu Yoon.
"Saya berharap setelah pelantikan Trump, dia bisa menggunakan pengaruhnya untuk membantu negara kita kembali ke jalur yang benar," katanya.
Ia melambaikan kedua bendera dengan pesan "Mari kita maju bersama" dalam bahasa Inggris dan Korea.
Baca juga: Media Korea Utara Soroti Kacaunya Politik Korea Selatan, Beritakan Pemakzulan Yoon Suk Yeol
Di sisi lain, “Stop the Steal” adalah slogan yang dipopulerkan oleh pendukung Donald Trump saat pemilu AS tahun 2020.
Trump kalah dalam pemilu tersebut dan mengklaim bahwa suara untuknya telah dicuri.
Mengutip staradvertiser.com, pembelaan Yoon atas tindakannya mengeluarkan darurat militer memiliki kemiripan dengan retorika politik Donald Trump, yang mengklaim adanya kecurangan dalam pemungutan suara.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.