Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia Ancam Pembalasan setelah Jatuhkan 8 Rudal ATACMS Ukraina

Rusia berjanji akan membalas setelah mengklaim bahwa mereka berhasil menembak jatuh delapan rudal ATACMS yang dipasok Amerika Serikat (AS).

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Rusia Ancam Pembalasan setelah Jatuhkan 8 Rudal ATACMS Ukraina
Euronews
Serangan rudal ATACMS Ukraina ke Rusia. Rusia berjanji akan membalas setelah mengklaim bahwa mereka berhasil menembak jatuh delapan rudal ATACMS yang dipasok Amerika Serikat (AS). 

TRIBUNNEWS.COM - Rusia berjanji akan membalas setelah mengklaim bahwa mereka berhasil menembak jatuh delapan rudal ATACMS yang dipasok Amerika Serikat (AS).

Kedelapan rudal ATACMS tersebut ditembakkan oleh Ukraina ke wilayah perbatasan Belgorod.

Pada Jumat (3/1/2025), Kementerian Pertahanan Rusia mengungkapkan bahwa serangan rudal dilakukan dari wilayah Ukraina.

"Serangan tersebut menargetkan wilayah Belgorod menggunakan rudal taktis operasional ATACMS buatan AS," kata Kementerian.

“Tindakan rezim Kyiv ini, yang didukung oleh kurator Barat, akan dibalas dengan pembalasan," ujar Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya.

Mereka juga menambahkan bahwa seluruh rudal yang ditembakkan Ukraina telah berhasil dijatuhkan oleh sistem pertahanan udara Rusia.

Pihak berwenang Ukraina belum memberikan tanggapan terhadap klaim ini, Al Jazeera melaporkan.

Berita Rekomendasi

Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) diketahui memiliki jangkauan hingga 300 kilometer.

ATACMS pertama kali dikembangkan pada tahun 1980-an.

Dukungan Tanpa Henti AS kepada Ukraina

Presiden AS, Joe Biden, yang akan segera lengser, sebelumnya memberikan izin bagi Kyiv untuk menggunakan senjata jarak jauh tersebut untuk melawan Rusia.

Baca juga: Tak Bisa Terus Andalkan ATACMS , Kiev Akan Miliki Rudal Rakyat Penghancur Moskow

Keputusan ini dianggap sebagai eskalasi serius dari konflik yang telah berlangsung hampir tiga tahun.

Kremlin mengecam keras keputusan Biden itu.

Dalam perkembangan terbaru, Juru bicara Gedung Putih, John Kirby mengungkapkan Biden diperkirakan akan mengumumkan bantuan keamanan tambahan untuk Ukraina dalam beberapa hari mendatang.

Sementara itu, Presiden terpilih AS, Donald Trump, dalam wawancara bulan lalu menyatakan bahwa ia “sangat keras" menentang penggunaan senjata oleh Ukraina.

Menurut Trump tindakan itu makin “meningkatkan" ketegangan dalam konflik ini.

Selain dukungan militer dari AS, Ukraina juga dilaporkan akan menerima pesawat tempur multiperan Mirage 2000-5F dari Prancis pada bulan ini, menurut majalah Prancis Avions Legendaries.

Putin Ancam Kerahkan Rudal Balistik Hipersonik

Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin pada tahun lalu mengancam akan menyerang pusat Kyiv dengan rudal balistik hipersonik, jika Ukraina terus meluncurkan serangan ke wilayah Rusia menggunakan senjata jarak jauh buatan Barat.

Baik Kyiv maupun Moskow saling menuduh melakukan serangan mematikan terhadap warga sipil sejak awal tahun ini.

Serangan Rusia terhadap sebuah desa di wilayah Kharkiv, timur laut Ukraina, pada Sabtu (4/1/2025) pagi menewaskan seorang pria berusia 74 tahun, menurut Gubernur daerah Oleg Synegubov.

Selain itu, setidaknya tiga orang, termasuk dua anak-anak, terluka dalam serangan Rusia di wilayah Sumy, yang berbatasan dengan wilayah Kursk, Rusia. Sumy telah secara teratur dibombardir oleh pasukan Rusia selama berbulan-bulan.

Pasukan Rusia juga melancarkan serangan di dekat kota Pokrovsk, Ukraina, dalam upaya untuk melewati kota tersebut dari selatan dan memutus jalur pasokan ke pasukan Ukraina.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mencatat bahwa Rusia telah meluncurkan 300 pesawat tak berawak serang dan 20 rudal ke target-target Ukraina dalam tiga hari pertama tahun 2025.

Dia menegaskan bahwa sejumlah besar serangan tersebut berhasil dihentikan oleh pasukan pertahanan udara Kyiv.

“Teror Rusia semacam ini, yang terus berlanjut dengan intensitas yang tak henti-hentinya, mengharuskan kita dan semua mitra kita untuk terus memperkuat perisai pertahanan udara kita," ujar Zelensky di platform media sosialnya.

Blinjen Kunjungi Korea Selatan, Jepang, dan Prancis

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dijadwalkan melakukan perjalanan terakhirnya di akhir pekan ini untuk mengunjungi Korea Selatan, Jepang, dan Prancis.

Di Paris, Blinken diperkirakan akan membahas keamanan Eropa dan situasi perang Rusia di Ukraina dengan para pejabat Prancis.

Pertemuan ini menjadi bagian dari upaya terakhir pemerintahan Biden untuk mendukung Ukraina sebelum pemerintahan Trump mengambil alih.

Lebih jauh, seperti yang dilaporkan oleh Suspilne, Blinken mengatakan bahwa bahkan sebelum invasi besar-besaran Rusia, AS "diam-diam" mentransfer banyak senjata ke Ukraina.

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa Ukraina memiliki apa yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri.

lihat fotoFoto ilustrasi rudal ATACMS
Foto ilustrasi rudal ATACMS

Blinken menyampaikan hal ini dalam wawancara dengan The New York Times.

"Kami memastikan bahwa bahkan sebelum agresi Rusia, dimulai pada bulan September dan kemudian pada bulan Desember, kami secara diam-diam mengirimkan banyak senjata ke Ukraina," katanya.

Senjata tersebut termasuk sistem pertahanan seperti Stinger dan Javelin, yang berperan penting dalam mencegah Rusia mencaplok Kyiv dan menguasai negara tersebut.

"Saat itu, kami ingin menghapus Rusia dari peta dan pada akhirnya mengusir mereka," tambah Blinken.

Dia juga mencatat bahwa pada waktu yang berbeda, fokus perhatian publik bergeser antara berbagai sistem senjata.

"Apakah ini tank Abrams? Apakah itu jet tempur F-16?,"ujarnya.

Setiap kali, menurut Blinken, AS harus mempertimbangkan beberapa faktor dalam keputusan tersebut.

"Apakah mereka tahu cara menggunakannya? Apakah mereka dapat merawatnya? Apakah ini bagian dari rencana yang disepakati?," lanjutnya.

Semua faktor tersebut diperhitungkan dalam pengambilan keputusan tentang apa yang akan diberikan dan kapan waktunya.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas