Keok di Suriah, Iran Kerahkan Pasukan Garda Revolusi Elite ke Kermanshah: Pesan Waspada Buat Israel
Dipilihnya wilayah ini oleh IRGC Iran mengandung pesan terhadap negara-negara yang bermusuhan dengan Iran, termasuk Israel.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Iran Kerahkan Pasukan Garda Revolusi Elite ke Kermanshah, Kirim Pesan Waspada ke Israel
TRIBUNNEWS.COM - Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) saat ini tengah menggelar latihan militer berskala besar bertajuk 'Nabi Besar 19' di provinsi Kermanshah, bagian Barat negara tersebut.
Situ militer military watch menyebut dipilihnya wilayah ini mengandung pesan terhadap negara-negara yang bermusuhan dengan Iran, termasuk Israel.
Baca juga: Iran Pamer Kekuatan di Latihan Militer: IRGC Kini Punya Loitering Munition di Lokasi Nuklir Natanz
"Provinsi Kermanshah, Iran, merupakan wilayah yang berhadapan dengan musuh regional utama negara itu, Israel dan Turki," kata laporan itu, dikutip Kamis (9/1/2025).
Dilaporkan, latihan militer skala besar Iran ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesiapan tempur unit-unit elit dan menguji sejumlah sistem persenjataan yang baru dikembangkan.
"Latihan ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas operasional Korps dan mengatasi potensi ancaman dari aktor-aktor (negara-negara) yang bermusuhan (dengan Iran)," papar laporan tersebut.
Tahap-tahap awal latihan militer itu itu melibatkan skenario respons cepat, termasuk pengerahan personel dan peralatan strategis di wilayah pegunungan Avroman.
"Latihan ini terjadi pada saat ketegangan tinggi antara Teheran dan Israel khususnya, dan kurang dari sebulan setelah kelompok militan yang didukung Israel dan Turki menggulingkan pemerintahan mitra strategis regional terdekat Teheran, Suriah, pada 8 Desember 2024," kata laporan itu menjelaskan makna pemilihan waktu dilaksanakannya latihan militer oleh Iran..
Dengan pasukan Israel dan Turki yang telah maju jauh ke Suriah, dan semakin tampak siap untuk mencaplok sebagian besar wilayahnya, keterasingan Iran di wilayah tersebut telah memicu spekulasi bahwa Israel dapat melancarkan serangkaian serangan baru terhadap target-target Iran.
Kalah Telak di Suriah
Sebagai catatan, Korps Garda Revolusi Iran bertanggung jawab atas keamanan dalam negeri dan hampir semua operasi luar negeri.
"Baru-baru ini IRGC mengalami kemunduran besar ketika lebih dari satu dekade upaya untuk memperkuat negara Suriah melawan kelompok pemberontak yang didukung Barat, Turki, dan Israel berakhir dengan jatuhnya Damaskus," kata laporan situs militer tersebut.
Operasi IRGC di masa mendatang diharapkan akan lebih difokuskan pada operasi di dalam negeri dan di negara tetangga Irak, di mana ia masih mempertahankan hubungan dekat dengan angkatan bersenjata lokal dan sejumlah kelompok milisi lokal.
Pada saat ketegangan tinggi antara Israel dan Iran, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi pada tanggal 4 Januari menyatakan bahwa Teheran "sepenuhnya siap untuk kemungkinan serangan lebih lanjut oleh Israel."
"Saya berharap Israel akan menahan diri dari mengambil tindakan sembrono seperti itu, karena dapat menyebabkan perang skala besar," katanya.
Dia, menambahkan: "kami percaya bahwa akal sehat pada akhirnya akan menang dan mencegah tindakan yang dapat memiliki konsekuensi serius."
Pasukan Iran dan Israel melancarkan sejumlah serangan terbatas terhadap wilayah satu sama lain pada tahun 2024, dengan Iran melancarkan serangan rudal yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 13 April sebagai tanggapan atas serangan udara Israel terhadap gedung diplomatik Iran di Damaskus dua belas hari sebelumnya.
Setelah Ketua Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di kediamannya di Teheran oleh serangan udara Israel pada tanggal 31 Juli , Iran membalas dengan serangan berskala besar pada tanggal 1 Oktober.
Israel Waspada Tinggi
Adapun Kepala Staf Militer Israel (IDF) Herzi Halevi, dilaporkan telah memerintahkan “peningkatan kewaspadaan” dan kesiapan untuk berbagai kemungkinan skenario di mana Iran dapat bertindak melawan Israel.
Kabar peningkatan status militer Israel menjadi waspada tinggi akan Iran ini dilaporkan media Israel berbahasa Ibrani, Walla, dikutip Minggu (5/1/2025).
Baca juga: Poros Perlawanan Digebuk Israel, Iran: Suriah Bukan Kejutan, Milisi Bakal Ada di Seluruh Kawasan
Media tersebut mengatakan, para pejabat keamanan Israel memperingatkan kalau situasi strategis regional saat ini dapat mendorong Iran untuk mengambil tindakan ekstrem terhadap Israel.
”Potensi diambilnya langkah ekstrem Iran (terhadap Israel) karena saat ini negara tersebut menderita nilai tukar (Rial Iran/IRR) yang terhambat dan perkembangan negatif baru-baru ini dengan sekutu-sekutunya di Lebanon dan (sebelumnya) Suriah," kata laporan itu.
Laporan tersebut memperingatkan bahwa Iran dapat mengambil “tindakan ekstrem” terhadap “Israel”, tetapi mengatakan bahwa para pejabat melihat hal itu sebagai skenario “dengan kemungkinan kecil”.
Laporan juga menambahkan, Iran juga tengah dilanda protes dan demonstrasi lokal, polusi, dan masalah listrik.
Lebih jauh, datangnya pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) di bawah presiden terpilih Donald Trump pada 20 Januari mendatang dapat mendorong Iran untuk mencegah perubahan besar dalam keseimbangan strategis di Timur Tengah.
(oln/mw/Toi/*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.