Pemilu Jerman: Kanselir Scholz dan Partai SPD Berharap Keajaiban
Pemerintahan koalisi "lampu lalu lintas" yang dipimpin SPD telah gagal. Peringkat jajak pendapat partai Kanselir Olaf Scholz ini pun…
Partai SPD yang berhaluan kiri tengah di Jerman tengah memasuki masa kampanye pemilihan umum federal dengan Kanselir Olaf Scholz sebagai pemimpinnya. Mayoritas anggota delegasi, yakin 600 delegasi resmi mengukuhkan Scholz sebagai kandidat kanselir pada konferensi khusus partai itu di Berlin.
Enam minggu sebelum pemilihan, partai tersebut bersatu setelah pencalonan pria berusia 66 tahun itu sempat diperdebatkan sebelumnya.
Pemerintahan koalisi "lampu lalu lintas" pimpinan Scholz yang terdiri dari SPD (merah), Partai Hijau, dan FDP (kuning) telah gagal. Dalam tren media ARD Jerman saat ini, 77 persen warga tidak puas dengan kinerja mereka. Ini menjadi salah satu alasan utama mengapa SPD lama berdebat tentang perlunya mencalonkan kandidat lain.
Olaf Scholz masih ingin bertarung
Tetapi Scholz tidak akan menyerah begitu saja. Hasil survei memang seharusnya diketahui, tetapi tidak lantas diambil mentah-mentah, begitu salah satu motto dia.
Salah satu karakteristiknya yang paling mencolok adalah bahwa ia sangat percaya diri, dan ia bisa sangat tabah dan gigih ketika menginginkan sesuatu.
Pada konferensi Partai SPD, Olaf Scholz tampak berjuang dan bahkan agresif. Tidak mengherankan, bagaimanapun juga, kelangsungan hidup politiknya dipertaruhkan di sini.
Jika SPD kalah dalam pemilihan federal, Scholz akan menjadi kanselir dengan masa jabatan terpendek dalam sejarah Republik Federal Jerman, dengan masa jabatan hanya lebih dari tiga tahun. Jajak pendapat menunjukkan hal itu: Tingkat persetujuan SPD saat hanya sekitar setengah daripada yang dicapai oleh CDU/CSU.
Trump, Greenland, dan batas wilayah teritorial
Tetapi masih banyak hal yang dapat terjadi sebelum hari pemilihan. Itulah mantra yang digunakan Partai Sosial Demokrat dan kandidat utama mereka untuk menyemangati diri sendiri.
"Ini adalah masa yang sangat serius, masa di mana hal-hal dramatis terjadi. Ini adalah hal-hal yang tidak akan pernah terpikirkan oleh siapa pun beberapa tahun lalu, mungkin bahkan beberapa bulan atau bahkan minggu lalu," kata Scholz dalam pidato singkatnya.
Pada tanggal 20 Januari, Donald Trump akan dilantik sebagai presiden Amerika Serikat. Bahkan sebelum dilantik, Trump sudah menimbulkan banyak kegaduhan diplomatik dengan klaim teritorial terhadap Greenland, Terusan Panama, dan Kanada.
Dan tuntutannya agar setiap negara NATO di masa depan mengalokasikan lima persen anggaran mereka untuk pengeluaran pertahanan. Ini membuat banyak orang di Eropa kewalahan.
Bagaimana masa depan hubungan Jerman AS?
Namun dalam kampanye pemilu, ancaman dan tuntutan Trump dapat memberikan peluang bagi Menteri Keuangan. Kita teringat tahun 2003, ketika Kanselir Sosial Demokrat saat itu, Gerhard Schröder, juga menentang kampanye Irak yang dilakukan Presiden AS George W. Bush selama kampanye pemilu.
Penentangannya itu membuat Schröder mendapat banyak dukungan di Jerman dan pada akhirnya ia secara mengejutkan memenangkan pemilu federal.
Bagi SPD, mereka tahu bahwa mulai 20 Januari dan seterusnya, keadaan di panggung internasional akan menjadi lebih bergejolak lagi. "Ini juga merupakan waktu di mana kekuatan tertentu, termasuk di Amerika, bekerja secara khusus untuk menghancurkan lembaga-lembaga demokrasi kita di Barat," Scholz memperingatkan. "Saat ini kita tidak dapat memastikan bagaimana perkembangan hubungan kita dengan Amerika Serikat di tahun-tahun mendatang."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.