Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Chaos, Kaum Yahudi Ultra-Ortodoks di Israel Bentrok dengan Polisi, Protes Wajib Dinas Militer

Puluhan anggota komunitas Yahudi Haredi  kumpul di depan pusat perekrutan tentara Israel memprotes kebijakan yang wajibkan mereka daftar jadi tentara.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in Chaos, Kaum Yahudi Ultra-Ortodoks di Israel Bentrok dengan Polisi, Protes Wajib Dinas Militer
Tangkap layar CNN/kredit foto: Oded Balilty/AP/Berkas
Pria Yahudi Ultra-Ortodoks memblokir jalan raya selama protes terhadap perekrutan tentara di Bnei Brak, Israel, pada 27 Juni 2024. - Puluhan anggota komunitas Yahudi Haredi  berkumpul di depan pusat perekrutan tentara Israel terbesar untuk memprotes kebijakan yang mewajibkan mereka mendaftar menjadi tentara. 

TRIBUNNEWS.COM - Pada Rabu (15/1/2025), bentrokan sengit terjadi antara kaum Yahudi Ultra-Ortodoks dan polisi Israel di Tel Hashomer, dekat Tel Aviv.

Puluhan anggota komunitas Yahudi Haredi  berkumpul di depan pusat perekrutan tentara Israel terbesar untuk memprotes kebijakan yang mewajibkan mereka mendaftar menjadi tentara.

Para penganut Yahudi Ultra-Ortodoks memprotes rencana pemerintah yang mewajibkan komunitas Haredi untuk mengikuti dinas militer.

Mereka menutup jalan sebagai bentuk protes dan bentrok dengan polisi yang berusaha membubarkan aksi tersebut.

Polisi menganggap demonstrasi itu ilegal, Palestine Chronicle melaporkan.

Aparat kemudian berusaha menghalangi pergerakan para pengunjuk rasa.

Beberapa peserta protes bahkan meneriakkan, “Kematian lebih baik daripada perekrutan.”

Berita Rekomendasi

Protes ini dipicu oleh keputusan Mahkamah Agung (MA) Israel pada Juni lalu.

Keputusan tersebut mengamanatkan agar orang-orang Yahudi Ultra-Ortodoks wajib bergabung dengan militer.

Selain itu, Mahkamah Agung juga melarang pemberian bantuan keuangan kepada lembaga-lembaga keagamaan yang para siswanya menolak wajib militer.

Keputusan ini memicu reaksi keras.

Baca juga: Daftar 33 Nama Sandera Israel yang Diperkirakan Akan Dibebaskan pada Tahap Pertama Gencatan Senjata

Sejumlah tokoh agama, termasuk mantan Kepala Rabbi Sephardic Israel, Yitzhak Yosef mendesak para siswa Haredi Yeshiva untuk menolak pemberitahuan pendaftaran.

Pada November 2024 lalu, Kementerian Pertahanan Israel mengumumkan perekrutan 7.000 orang Yahudi ultra-Ortodoks ke dalam militer Israel.

Komunitas Yahudi Haredi, yang mencakup sekitar 13 persen dari populasi Israel, tidak bertugas di militer karena mereka lebih memilih untuk mendedikasikan hidup mereka untuk mempelajari Taurat.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas