Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komitmen Hamas Terhadap Kesepakatan Gaza Bergantung pada Israel, Kata Abu Ubaida

Juru bicara militer Brigade al-Qassam Hamas menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua orang yang berdiri bersama Perlawanan

Editor: Muhammad Barir
zoom-in Komitmen Hamas Terhadap Kesepakatan Gaza Bergantung pada Israel, Kata Abu Ubaida
khaberni
Juru bicara Brigade Al Qassam, Abu Ubaida 

Komitmen Hamas Terhadap Kesepakatan Gaza Bergantung pada Israel, Kata Abu Ubaida

TRIBUNNEWS.COM- Juru bicara militer Brigade al-Qassam Hamas menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua orang yang berdiri bersama Perlawanan di Gaza "dalam menghadapi ketidakadilan dan tirani."

Mencapai kesepakatan untuk menghentikan agresi Israel dan perang genosida terhadap rakyat Palestina telah menjadi tujuan Perlawanan selama berbulan-bulan, kata Abu Obeida, juru bicara militer Brigade al-Qassam Hamas, pada hari Minggu, beberapa jam setelah perjanjian gencatan senjata di Gaza mulai berlaku.

Abu Obeida mengawali pidatonya dengan memberi penghormatan kepada rakyat Gaza karena telah menciptakan "sebuah kisah epik bersejarah" yang akan selalu menjadi tonggak sejarah rakyat Palestina.

Dia menyoroti bahwa selama Pertempuran Banjir Al-Aqsa, berbagai front dibuka melawan entitas pendudukan Israel, dan blokade laut bahkan diberlakukan padanya.

Pertempuran Banjir Al-Aqsa telah memperkenalkan dinamika baru dalam perjuangan melawan entitas pendudukan, Abu Obeida menegaskan, menekankan bahwa masyarakat dunia telah menyadari keberadaan pendudukan sebagai dosa terbesar yang pernah dilakukan.

Juru bicara tersebut memuji persatuan faksi-faksi Perlawanan, dengan menyatakan, "Kami berjuang bahu-membahu dengan saudara-saudara kami di semua faksi Perlawanan sebagai satu kesatuan dengan keteguhan hati yang tinggi di seluruh Jalur Gaza."

Berita Rekomendasi

Meskipun keadaannya tampaknya mustahil menurut standar militer, menurut Abu Obeida, Perlawanan menghadapi musuh dengan iman dan persenjataan terbatas, sementara pendudukan bergantung pada dukungan dari kekuatan militer terkuat di dunia.

Ia menyinggung kepemimpinan dalam Pertempuran Banjir Al-Aqsa, dan menyatakan bahwa "kebesarannya" terletak pada kesyahidan para pemimpinnya, termasuk para syuhada Ismail Haniyeh, Saleh al-Arouri, dan Yahya Sinwar.

Sepanjang pertempuran, Perlawanan berusaha mengakhiri perang dengan cepat untuk menyelamatkan darah rakyat Palestina, katanya, seraya menambahkan bahwa "setiap tetes darah yang tertumpah di tanah ini adalah demi membebaskan tanah dan kesuciannya."

Dalam menyatakan komitmennya terhadap perjanjian gencatan senjata, Abu Obeida menegaskan bahwa komitmen ini bergantung pada kepatuhan musuh terhadap gencatan senjata dan ketentuan perjanjian pertukaran.

 

Ia menegaskan kembali keinginan Perlawanan untuk memastikan keberhasilan persyaratan dan tahapan perjanjian guna melindungi kehidupan rakyat Palestina.

 

'Saudara seperjuangan'

Abu Obeida menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua orang yang berdiri bersama Perlawanan "dalam menghadapi ketidakadilan dan tirani." Ia secara khusus menyampaikan rasa terima kasih "kepada saudara-saudara yang tulus, Ansar Allah," dan rakyat Yaman , yang semangatnya yang membara telah mengejutkan dunia.
Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas