Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1064: Trump Usulkan Sanksi Baru terhadap Rusia
Presiden AS Donald Trump menyebutkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin harus membuat kesepakatan untuk menghentikan konflik di Ukraina.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS

TRIBUNNEWS.COM - Inilah sejumlah peristiwa yang terjadi dalam perang Rusia-Ukraina, yang telah memasuki hari ke-1064 pada Rabu (22/1/2025).
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengungkapkan Washington mungkin akan mengenakan sanksi baru terhadap Rusia.
Dikatakan, sanksi tersebut, bakalan dijatuhkan bila Presiden Rusia Vladimir Putin tidak mau berunding untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Dalam perkembangan lain, Trump juga mengeklaim, kalau Moskow tidak akan pernah melakukan invasi ke Ukraina jika ia menjadi presiden Amerika Serikat, bukan Joe Biden.
Simak peristiwa lainnya berikut ini.
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1064
-
Trump Usulkan Sanksi Baru terhadap Rusia
Donald Trump mengungkapkan, Gedung Putih mungkin akan mengenakan sanksi baru terhadap Rusia jika Putin tidak mau berunding untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan pada Senin (20/1/2025), Trump menyebutkan bahwa Putin "harus membuat kesepakatan" untuk menghentikan konflik yang berlangsung.
Baca juga: WHO Kecewa AS Mundur dari Organisasi, Desak Trump Lanjutkan Kemitraan
Menurut Trump, jika Putin menolak untuk bernegosiasi, dia akan menghancurkan Rusia.
Sejak perang dimulai, AS telah memberlakukan sanksi berat terhadap Rusia sebagai respons terhadap invasi ke Ukraina.
Trump tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai jenis atau bentuk sanksi tambahan yang mungkin diterapkan.
Dia menambahkan bahwa semua opsi, termasuk pemberlakuan sanksi lebih lanjut, akan dipertimbangkan dalam upaya untuk menyelesaikan krisis ini.
-
Trump Klaim Punya Kesepahaman Kuat dengan Putin
Donald Trump mengeklaim, Rusia tidak akan pernah melakukan invasi ke Ukraina jika ia menjadi presiden Amerika Serikat, bukan Joe Biden.
Trump mengatakan bahwa ia memiliki "kesepahaman yang sangat kuat" dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Katanya, jika ia memimpin, "serangan semacam itu" tidak akan pernah terjadi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.